Bayangkan bisa memahami konsep-konsep rumit dengan mudah, bahkan yang tadinya terasa seperti teka-teki besar. Apakah ini semacam keajaiban? Tidak juga. Richard Feynman, seorang fisikawan peraih Nobel, membuktikan bahwa siapa pun bisa belajar apa saja asalkan menggunakan pendekatan yang tepat. Metode tersebut kini dikenal sebagai Feynman Technique , sebuah cara revolusioner untuk memahami konsep secara mendalam tanpa harus menghafal.
Siapakah Richard Feynman?Â
Richard Feynman adalah salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah fisika modern. Ia tidak hanya menyumbangkan penemuan penting di bidang mekanika kuantum dan fisika partikel, tetapi juga dikenal karena kemampuannya menjelaskan topik-topik kompleks dengan cara yang sederhana. Feynman percaya bahwa siapa pun bisa belajar apa saja jika mereka bersedia bekerja keras dan melakukannya dengan metode yang benar. "Tidak ada orang ajaib," katanya. "Mereka hanya tertarik pada sesuatu dan mempelajarinya."
Apa Itu Feynman Technique?Â
Feynman Technique adalah metode pembelajaran empat langkah yang dirancang untuk membantu Anda memahami hampir semua hal—dari fisika kuantum hingga desain produk. Inti dari teknik ini adalah menolak hafalan tanpa pemahaman dan mendorong pemahaman mendalam melalui proses aktif. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Pilih Konsep dan Petakan Pengetahuan AndaÂ
Mulailah dengan halaman kosong. Tuliskan segala sesuatu yang Anda ketahui tentang topik yang ingin Anda pelajari. Gunakan warna pena berbeda saat Anda menambahkan informasi baru. Ini akan menciptakan peta visual dari pemahaman Anda yang berkembang. Misalnya, jika Anda sedang mempelajari CSS Flexbox dalam pengembangan web, tuliskan semua istilah dasar dan bagaimana elemen-elemen tersebut saling berhubungan.
Mengapa ini berhasil?Â
- Anda menghadapi apa yang tidak Anda ketahui.
- Anda mulai dengan pikiran terbuka dan fokus pada pemahaman, bukan sekadar membuktikan diri benar.
- Anda belajar secara spesifik dan bertahap.
2. Ajarkan kepada Seorang Anak 12 TahunÂ
Setelah merasa cukup yakin dengan pemahaman Anda, coba jelaskan konsep tersebut seolah-olah Anda sedang mengajarnya kepada anak berusia 12 tahun. Jika Anda tidak bisa menjelaskannya dengan sederhana, itu artinya Anda belum sepenuhnya memahaminya.