Mohon tunggu...
Olahraga

Energi Positif dalam Mendukung Asian Games 2018

15 Agustus 2018   23:59 Diperbarui: 16 Agustus 2018   01:01 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Antusiasme masyarakat Indonesia dalam menjadikan Asian Games 2018 sebagai momen kebanggaan Indonesia/ menyambut pesta olahraga terbesar kedua di dunia ini sangatlah tinggi. Siang itu, saya memutuskan untuk naik angkot berkunjung ke pasar cipulir. Saya ingin mencoba menikmati suasana kota perantauan dengan menaiki angkutan umum. Di setiap sudut kota ada banner asian games. Mulai dari perusahaan besar, kantor pemerintahan, pemukiman warga, organisasi, komunitas, kampus, pusat perbelanjaan. Di suatu kesempatan saya juga berkendara di sekitar Senayan bersama sahabat saya.

Terlihat pernak-pernik Asian Games 2018 sangat keren menghiasi jalanan dan gedung. Sahabat saya yang saat itu bersama saya mengatakan "Haduuh.. aku tak menyangka negaraku bisa sekeren ini. Lihat deh fasilitas sana sini sudah diperbarui. Pusat kota menjadi lebih berwarna. Aku harap para turis mancanegara itu senang bisa berada di Indonesia. Indonesiaku keren banget! Bangga banget aku!" begitu katanya padaku sembari takjub melihat suasana kota yang akan segera menyambut kedatangan Asian Games 2018 pada 18 Agustus mendatang.

Tak kusangka aku tersenyum dan ada rasa haru sekaligus bangga dalam hati. Ketika membuka media sosial pun aku mendapati banyak temanku yang membanggakan kartu pengenalnya dan fasilitas yang mereka dapatkan karena menjadi relawan asian games 2018. Bayangkan, kampus saya saat ini seharusnya sedang menjalani ibadah libur semester selama 5 minggu sejak awal agustus hingga pertengahan september.

Namun, beberapa kawan saya lebih memilih untuk membaktikan waktunya pada negara dengan menjadi relawan dalam perhelatan asian games 2018. Mereka rela memotong 2 minggu waktu liburnya untuk bersenang-senang dalam Asian Games 2018. Kalau kalian ingin tahu, libur di kampus saya hanya ada 3 kali setahun dan jarang-jarang dapat libur 5 minggu seperti ini. Biasanya hanya 2 sampai 3 minggu saja. Dalam hati tersirat rasa bangga dan senang melihat antusias kawan-kawan saya dalam menyukseskan ajang olahraga ini. Kemudian beberapa hari lalu kawan lama saya ketika SMP juga mengirimi saya pesan. Mereka mengajak saya untuk menonton pertandingan perhelatan asian games 2018.

Beberapa kawan di kampus juga mengajak saya untuk menyaksikan pertandingan asian games 2018 secara langsung. Setiap saya mendapati pesan seperti itu saya tersenyum. Saya senang bisa dikelilingi oleh pemuda pemudi yang mencintai negaranya. Pemuda pemudi yang mau mendukung kemajuan tanah airnya, Indonesia. Dalam berbagai lomba online yang diselenggarakan oleh asian games 2018, antusias warga negara indonesia juga terlihat jelas di sana.

Ribuan orang berlomba-lomba mengirimkan karya terbaiknya. Secara tidak langsung hal tersebut menunjukkan antusias mereka terhadap asian games serta menjadikan orang-orang lebih peduli terhadap kesuksesan perhelatan ini. Meskipun awalnya banyak yang mengincar hadiah, tapi tidak apa-apa. Dengan berusaha sebaik mungkin, setiap orang dari ribuan warga tersebut akan mencari tahu mengenai asian games 2018, kemudian mereka akan mengenalnya, berkarya tentangnya, dan secara tidak langsung mendukung kesuksesannya. Terlihat energi positif dari seluruh lapisan masyarakat dalam menyambut perhelatan asian games 2018 ini. Mulai dari energi antusias, semangat, senyum, tawa, dan bahagia. Energi kebersamaan, berbagai panjatan doa untuk kemenangan para atlet dan delegasi, saling mendukung, bersikap sportif, jujur, bertanggung jawab, dan menghargai. Energi untuk selalu berusaha keras, sabar, pantang menyerah, bukan mengalah, hati lapang jika kalah, dan tidak berbesar kepala ketika menang. Kesemua energi tersebut disatukan demi Indonesia 2018.

Bayangkan apabila ada masyarakat yang menyerukan energi negatif dan mencemari energi-energi positif yang telah dibangun. Seperti yang terjadi di Brazil saat mereka menjadi tuan rumah piala dunia pada 2014. Warga tidak menyetujui keputusan pemerintah. Menurut mereka pemerintah salah karena lebih memilih menggelontorkan kas negara untuk perhelatan sepak bola terbesar di dunia. Bukannya malah digunakan untuk menyejahterakan perkembangan negara. Biaya yang cukup besar digunakan untuk pembangunan dan perbaikan stadion, kebrutalan polisi, dugaan terjadinya korupsi, hingga penggusuran dilakukan. Pada saat itu media memberitakan pada masyarakat bahwa dana yang harus dikeluarkan untuk menunjang perhelatan piala dunia tersebut yaitu sebesar 13% dari total anggaran pendidikan di Brazil.

Bagaimana tidak membuat rakyat naik pitam. Akibatnya terjadi demo dan berbagai protes dari rakyat Brazil di sekitar 10 kota di Brazil.

Meskipun beberapa ada yang tetap mendukung berjalannya perhelatan piala dunia tersebut, namun mayoritas berada di sisi negatif. Hal tersebut menunjukkan tidak adanya komunikasi dan koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan media atau pers sebagai penghubung antara keduanya. Seharusnya pemerintah dapat meyakinkan rakyat bahwa keputusan mereka itu akan memberikan timbal balik yang positif bagi perkembangan negara.

Pemerintah Brazil gagal mentransparasikan penggunaan keuangan dan sosialisasi mengenai imbalan positif yang akan mereka dapat dengan menjadi tuan rumah piala dunia 2014. Media sebagai penghubung bukannya bekerja sama dan berkomunikasi dengan pemerintah dengan baik, justru menyebarkan luaskan kabar kepada rakyat mengenai kegagalan pemerintah.

Rakyat sebagai pihak pendukung akibatnya menjadi tidak percaya pada pemerintah dan insiden tersebut terjadi. Syukurlah di Indonesia terjadi hal yang sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun