Ya, sepertinya bagi pemerintah, ibarat buah simalakama, mau makan mati, tidak mau makanpun mati.
Mari bijak dalam mengambil keputusan. Bila ia diterima, maka mari kita berpikir positif dan optimis bahwa ia ditangan yang benar dan profesional. Â Jangan memperkeruh suasana. Bila kita terus memperkeruh, sama dengan kita sedang memegang bensin ditangan persis dekat api yang sedang membara dan ketahuilah api itu akan menyambar dan menghanguskanmu.Â
Peganglah air dan gunakan  untuk memadamkan api. Bila api itu telah padam, mulailah dengan pendekatan-pendekatan yang adem dan menyejukkan hati. Saya percaya bahwa lambat laun, ia akan memahami dan mencintai Pancasila bagi keutuhan NKRI.
Hal yang sama pula, apabila ia kemudian ditolak sekalipun sebelumnya telah diterima. Berhentilah untuk menghakimi dalam bentuk apapun juga. Beri dia kata-kata motivasi dan semangat yang membawanya pulang, maka ia akan menggunakan momen ini sebagai evaluasi atas hidupnya sehingga ia menyesali diri dan kembali pada jalur yang benar.
Salam Pancasila bagi keutuhan NKRI