Majalengka - Gula aren merupakan salah satu produk unggulan berbasis kearifan lokal yang memiliki potensi besar baik di pasar domestik maupun internasional. Proses pembuatannya yang masih tradisional, berbasis komunitas, serta berbahan baku alami menjadikan gula aren sebagai komoditas strategis untuk pengembangan agroindustri berbasis desa.
Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, muncul sebagai salah satu wilayah potensial dalam pengembangan sentra agroindustri gula aren. Wilayah ini dianugerahi ketersediaan pohon aren yang melimpah serta keterampilan turun-temurun warga setempat dalam mengolah nira menjadi gula aren yang berkualitas.
Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, Universitas Majalengka melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) turut andil dalam pengembangan desa Girimulya.Â
Para pengrajin gula aren dibekali dengan pelatihan inovasi produk, teknik pengemasan, strategi branding, serta peningkatan kualitas dan higienitas produksi. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing gula aren lokal di pasar nasional, bahkan membuka peluang ekspor.
"Ketika potensi lokal diberi ruang untuk tumbuh, maka desa pun mampu menjadi motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan," kata akademisi Universitas Majalengka, Sri Umyati, SP., MP.
Pengembangan sentra agroindustri seperti di Girimulya memiliki manfaat berlapis. Selain memperkuat ekonomi desa dan ketahanan pangan lokal, inisiatif ini juga menjadi langkah penting dalam konservasi pohon aren, tanaman yang memiliki nilai ekologis tinggi. Aren berperan menjaga kesuburan tanah, mencegah erosi, serta menyediakan habitat bagi berbagai spesies lokal.
"Sinergi antara ilmu pengetahuan dan kearifan lokal adalah kunci dalam membangun industri rakyat yang kuat dan lestari," ungkap Dinar, SP., MP.Â
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha, menjadi kunci keberhasilan transformasi industri rakyat ini. Dengan kolaborasi yang berkelanjutan, bukan tidak mungkin gula aren Indonesia bisa menjadi primadona produk alami di pasar dunia, sambil tetap menjaga akar budaya dan kelestarian alam.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI