Depkes RI (2006) menegaskan Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk bersama masyarakat dalam penyelengaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
Sementara itu, Bappenas pernah mencatat bahwa permasalahan gizi buruk dan stunting  di Indonesia masih menyebar di seluruh wilaya. Terungkap! gizi buruk dan stunting tidak hanya diderita oleh masyarakat ekonomi lemah, namun juga masyarakat menengah ke atas. Lho, koq bisa? Menurut menkes, gizi buruk bukan hanya persoalan kekurangan gizi namun juga permasalahan kelebihan gizi.
Sejumlah ahli gizi, mengatakan bahwa penyebab stunting dan gizi buruk adalah pemahaman masyarakat yang salah terkait kebutuhan nutrisi anak, "sebetulnya ngga cuma ganggu perkembangan fisik dan mengancam kesehatan anak, dampaknya cukup signifikan pada tingkat kesejahteraan,Â
Apa hubungannya? Begini, pertumbuhan otak anak yang kekurangan gizi itu tidak bisa optimal, hal ini berpengaruh sekali pada kecerdasan otaknya dan masa depannya," kata salah seorang kader Posyandu di Kabupaten Sukabumi.
Posyandu yang dikelola oleh dan untuk masyarakat beserta pertugas Puskesmas mempunyai peran penting dalam bidang kesehatan. Â Peran serta masyarakat tersebut dalam mengupayakan kesehatan akan terlihat hasilnya bila pihak-pihak bersinergi dan bekerja sama dalam mewujudkan pembangunan kesehatan masyarakat, terutama pada ibu, anak dan balita.Â
Sejatinya kesehatan ibu dan anak terutama balita harus menjadi prioritas utama dengan memperhatikan berbagai hal seperti bumil harus rajin memeriksakan kesehatannya mulai dari awal hingga akhir kandungan ke petugas kesehatan dan atau Posyandu.
Amerta Indah Otsuka, perusahaan penghasil Pocari Sweat juga memiliki kepedulian dan komitmen terhadap kesehatan ibu dan anak, dengan melakukan pembinaan dan edukasi terhadap para kader Posyandu melalui program CSR di bidang kesehatan yaitu lewat Program Satu Hati dan secara bertahap Satu Hati mengelola posyandu dari strata pratama hingga mandiri.Â
Posyandu yang dibina oleh Pocari Sweat  sejak 2012 hingga saat ini diantaranya adalah Posyandu Garuda Desa Benda, Posyandu Nangka, Jambu 2 dan Cereme Desa Kutajaya, Kabupaten Sukabumi.
Stunting dan Parenting merupakan materi penting  yang diangkat dalam seminar pembinaan Posyandu kali ini, dengan mendatangkan pembicara dr. Damayanti, Kepala Puskesmas Cicurug dan Heri Hermawandi M, Pd, penilik madya UPTD Kecamatan Cicurug dan aktif sebagai Fasilitator Pendidikan Keluarga dan Forum Pengasuhan Perlindungan Anak menyampaikan materi dengan tema "Keluarga adalah pendidik, pengasuh, pembimbing dan pelindung pertama dan utama".
Menurut Depkes bahwa Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Penelitian Ricardo dalam Bhutta tahun 2013 menyebutkan balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta anak kehilangan masa hidup sehat setiap tahun.