Mohon tunggu...
Danang Agus W.
Danang Agus W. Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampanye "Make up" Pemilu di Indonesia

4 Januari 2014   11:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam era demokrasi modern seperti ini kampanye merupakan metode dan teknis komunikasi politik dalam rangka menyampaikan visi dan misi tertentu untuk meraih dukungan dalam sebuah pemilihan.

Sudah barang tentu bahwa kampanye adalah kebutuhan pasangan calon untuk mensosialisasikan program politiknya agar dapat mempengaruhi public dalam menentukan pilihan politiknya. inilah mengapa kampanye disebut sebagai teknik komunikasi politik. Agar komunikasi politik berjalan efektif dan tepat sasaran, maka pasangan calon bersama partai politik membentuk sebuah tim pelaksana kampanye atau juru kampanye.

Sebagai kegiatan komunikasi politik untuk mencapai tujuannya, maka pasangan calon dan tim kampanye melaksanakan kampanye secara berencana, sistematis, psikologis dan berulang-ulang dengan berupaya mengubah sikap, opini atau perilaku seseorang atau sejumlah orang dengan persuasive. Sehingga kegiatan komunikasi politik dalam bentuk kampanye yang terstruktur dan diatur oleh peraturan formal. Kegiatan kampanye yang ditujukan untuk mempengaruhi dan mendulang suara sebanyak-banyaknya oleh pasangan calon,menurut pakar komunikasi Prof.Drs. Onong Uchjana Effendy,MA ini disebut sebagai komunikasi paradigmatic yaitu komunikasi yang mempunyai dasar, kerangka dan tujuan yang jelas.

Kampanye sebagai teknik dan metode komunikasi politik tidak hanya dipahami sempit,hanya untuk kepentingan memenangkan pasangan calon akan tetapi juga berfungsi jangka panjang yaitu sebagai pendidikan politik yang rasional terhadap masyarakat, dengan harapan masyarakat dapat menilai dan menentukan pilihannya secara obyektif. Pasangan calon dituntut untuk senantiasa menggunakan metode komunikasi politik dengan baik,fair,santun dan tidak hanya semata-mata mempertimbangkan legitimasi procedural formal namun juga legitimasi etis. Karena kampanye bukan semata-mata arena pertarungan para pasangan calon untuk berebut suara, maka yang lebih penting adalah bagaimana mengarahkan kampanye sebagai media pendidikan politik rakyat.

Pelaksanaan kampanye sangat berpengaruh terhadap sikap yang akan diambil masyarakat dalam menentukan pemimpin / wakil rakyat. Apabila kampanye bisa mempengaruhi rakyat maka akan banyak masyarakat yang akan berpartisipasi / peduli terhadap pemilihan umum. Jika tidak, kemungkinan masyarakat akan mengambil sikap golput atau tidak akan memilih calon pemimpinnya. Berdasarkan data, pemilu dari periode awal sampai pemilu 2009, masyarakat yang mengambil tindakan golput selalu meningkat. Ini disebabkan kampanye para calon belum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh rakyat. Seakan rakyat tidak percaya lagi dengan pesta demokrasi atau yang sering dikatakan pemilu.

Pemilihan umum telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapat berpartisipasi menentukan sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan umum adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan kenegaraan. Melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam kursi pemerintahan.
Cara pemilihan yang ditetapkan melalui putusan perolehan suara telah membuat para caleg memikirkan strategi jitu agar bisa terpilih. Cara pemilihan ini membuat suasana pemilihan caleg semakin ketat. Tidak hanya dengan partai lain, tetapi juga dengan teman caleg yang separtai. Sehingga para caleg sangat gencar memperkenalkan dirinya melalui berbagai atribut kampanye agar lebih bisa dikenal dan memperoleh dukungan masyarakat.

Kampanye para wakil rakyat memiliki banyak maksud dibalik janji-janji yang disampaikan kepada rakyat. Perkataan yang digunakan untuk berkampanye pun sangat bermacam-macam. Salah satu cara yang digunakan para caleg untuk mencitrakan dirinya adalah menggunakan kata-kata, misalnya jujur, tidak korupsi, peduli terhadap masyarakat kecil, dan lain sebagainya.

Maka, dari efektifitas kampanye sangat diperlukan agar dalam pemilu selanjutnya semua masyarakat Indonesia dapat perpartisipasi dalam pesta demokrasi di Indonesia, dan tidak ada masyarakat yang mengambil tindakan golput.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun