Peternakan sapi perah di Kabupaten Boyolali yang merupakan salah satu daerah yang potensial untuk pengembangan usaha sapi perah walaupun masih merupakan peternakan rakyat dan bersifat tradisional.Â
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah yang potensial, karena daerah tersebut mendukung untuk perkembangan ternak sapi perah yaitu daerahnya cocok untuk dilakukan pemeliharaan sapi perah dengan ketinggian tempat antara 75 -- 1.500 m dpl dan rata-rata curah hujan sekitar 2.000 mm/tahun.Â
Kegiatan produksi sapi perah sudah lama berlangsung yaitu sejak tahun 1900, dimana Kabupaten Boyolali merupakan salah satu tempat yang sudah memiliki pembibitan sapi FH murni, yang kemudian terjadi perkawinan silang dengan sapi lokal yang menghasilkan keturunan yang disebut Peranakan Friesian Holstein (PFH).
Kabupaten Boyolali menjadi salah satu daerah jalur susu di Jawa Tengah yaitu Boyolali-Solo-Yogyakarta, selain itu pula terdapat beberapa koperasi susu, Industri Pengolahan Susu, dan pasar hewan yang termasuk pasar sapi perah terbesar se-Jawa Tengah yaitu pasar hewan Sunggingan.Â
Selain di ambil susunya unutuk di jual melalui KUD, beberapa pengusaha local juga berinofasi mengolah susu menjadi bahan jadi , salah satunya di olah menjadi keju .
Di Kabupaten Boyolali hampir 50 % Masyarakatnya mempunyai usaha sampingan dari berternak sapi perah. Peternakan sapi perah di Kecamatan Musuk contohnya hampir semua KK di kecamatan tersebut rata-rata mempunyai usaha ternak sapi perah, memang jika dilihat dari rata -- rata usaha tersebut belum bisa di bilang usaha yang komersial, jadi masih merupakan usaha sampingan.
Hal ini di tandai dengan penguasaan ternak sapi perah masih relative kecil 2-4 ekor / KK.Tetapi walaupun hanya merupakan usaha sampingan turun temurun bukan berarti tidak berperan dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Kecamatan Musuk.
Agribisnis sapi perah sangat berperan dalam kehidupan penduduk perdesaan pada skala kecil terbukti mampu membantu pendapatan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia di sekitarnya.Â
Ternak sapi perah dapat berfungsi sebagai sumber protein hewani bagi masyarakat, juga sebagai tabungan, tambahan penghasilan, dan kotorannya dapat dijadikan sebagai sumber pupuk yang sekaligus memberikan keuntungan bagi petani.Â
Seperti yang di sampaikan oleh Bapak Heri peternak sapi perah dari Desa Sruni, beliau merupakan petani sapi perah yang masih sangat muda.Â
Pak Heri menyampaikan, Â dia merasa bersyukur bisa lahir dan besar di pedesaan lereng merapi di wilayah Kabupaten boyolali, hal ini dia sampaikan karena merasa dengan adanya usaha sapi perah yang di tekuni hal itu sangat membantu dalam hal ekonomi keluarga, "walaupun tidak bisa membuat saya kaya raya tetapi setidaknya dengan beternak sapi perah bisa membuat kehidupan saya berputar tanpa khawatir besok keluarga saya tidak bisa makan, dan saya masih dipercaya jika harus hutang duit ke tetangga mas, ujarnya sambal tertawa "