Mohon tunggu...
Damri Hasibuan
Damri Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Yang haus akan ilmu itu adalah para penuntut ilmu itu sendiri

Tulislah, maka kamu akan mengabadi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Tahfizh yang Banyak Dilirik Sekolah Lain

4 Agustus 2021   19:12 Diperbarui: 4 Agustus 2021   19:22 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menghafal Al-Qur'an adalah bukan lagi sebagai pelengkap bagi pendidikan siswa di era mutakhir ini. Tapi, sudah menjadi kebutuhan primer. Terbukti dewasa ini, banyak sekolah modern berbasis IT (Islam Terpadu) yang bermunculan, yang banyak digandrungi orang, terutama diperkotaan. Di sekolah IT, mewajibkan siswanya untuk hafal 1 atau 2 juz dari Al-Qur'an. Setiap jenjangnya sangat variatif. Bahkan ada sekolah berbasis IT yang mempunyai program khusus menghafal 30 juz Al-Qur'an di luar jam pelajaran sekolah formal.

Seperti Syafana Islamic School yang terletak di  Curug Sangereng, Kab. Tangerang, Banten. Program yang dia tampilkan, tidak tanggung-tanggung. Yaitu menghafal Al-Qur'an 30 juz dalam jangka dua tahun. Program ini mulai ada sejak awal tahun 2018. Sekitar 4 tahun yang silam. Hingga sekarang sudah memiliki V angkatan. Yang masing-masing angkatan berjumlah sekitar 3-4 kelompok. Setiap kelompok idealnya diisi sekitar 10 orang. Dalam waktu dekat ini, akan dibuka lagi pendaftaran untuk angkatan ke VI.

Perlu diketahui bahwa setiap siswa yang berhasil mengikuti program ini, semuanya hanya berasal dari siswa-siswi Syafana itu sendiri. Mulai dari kelas 2-5 SD, SMP- SMA. Dan pastinya mereka anak-anak pilihan, karena syarat bisa join disini harus melalui registrasi yang kemudian baru mengikuti tahap seleksi yang super ketat.  Dan materi ujiannya menyangkut kualitas bacaan Al-Qur'an dan inteligensi hafalan. Ditambah lagi interview antara siswa dan orangtuanya. Disini, akan dinilai dari segi kesiapan dan komitmen antara siswa dan orangtuanya ketika lulus masuk program Tahfizh.

Pengelompokan siswa Tahfizh mengacu pada jenjang kelas dan kompetensinya. Misalnya kelas II sesama kelas II, kelas III sesama kelas III dan SMP dengan SMP hingga SMA dengan SMA . Adapun gender, tidak terlalu dipermasalahkan, yang penting mereka sama-sama nyaman dalam menghafal Al-Qur'an. Tapi, kalau misalnya dipisah lebih bagus buat fokusnya anak -terutama yang SMP/SMA- maka akan dipisah. Artinya sesuai dengan kondisi nyaman-tidaknya anak.

Sebelum pandemic, Tahfizh Programe ini digelar di dalam mesjid Agung Syafana Islamic School. Lantai 2 dan 3. Persis disamping gedung primary (SD) sekolah ini. Para orangtua siswa berkomitmen dan bertanggung jawab penuh untuk mengantar-jemputkan anak-anaknya. Jadi selain siswanya yang amazing, orangtuanya juga sama. Karena parents (orang tua) dan anak harus bangun lebih dini. Karena KBM Tahfizh dimulai sekitar pkl 05.00  persis setelah salat subuh. Artinya, kalau rumahnya jauh dari sekolah, harus bangunnya cepat agar keburu, tidak sampai telat salat subuh berjamaah di masjidnya. Apalagi masuk kelas tahfizhnya.

Begitupun musyrif (koordinator) dan para muhaffizhnya (guru Al-Qur'an). Banyak juga yang domisilinya jauh dari sekolah. Namun disinilah letak perjuangan semua elemen yang tergabung dalam program mulia ini. Harus koperatif. Jauh-gelapnya jalan yang ditempuh, tidak menjadi penghalang. Tapi, hanya sekedar tantangan dan menguji kesabaran saja. Dimana,  pada pagi buta, kebanyakan orang masih terlelap dalam tidurnya. Tapi, tidak berlaku bagi semua komponen di atas. Mereka harus berjuang, demi mendidik, memberikan yang terbaik, dan saling mengisi dan membantu buat generasi mendatang untuk program mulia; menghafal Al-Qur'an.

Di antara siswa Tahfizh Programe ini,  ada yang bisa menuntaskan target hafalannya di bawah 2 tahun. Ada yang pas dua tahun, tak sedikit juga yang lebih dari 2 tahun, meskipun target idealnya 2 tahun. Siswa yang sudah khatam setorannya 30 juz, sampai tulisan ini diterbitkan sudah mencapai sekitar 30 an orang. Di antara mereka ada yang sudah lanjut di sekolah lain seiring dengan selesainya jenjang SD, SMP dan SMA nya. 

Bagi  yang  belum selesai jenjang studi formalnya, atau SD-nya selesai, tapi lanjut SMP-SMA-nya di Syafana dan masih aktif bergabung di program Tahfizh Syafana dia mengikuti kelanjutan hafalan sebelumnya. Jika dia sudah khatam, mereka lanjut dalam tahap berikutnya, yang dinamakan dengan proses Tatsbit (penguatan) hafalan.


Setelah selesai tatsbit, proses berikutnya adalah tarjim. Yaitu, kalau sudah matang hafalannya, mereka akan dibimbing bagaimana mereka mampu menerjamahkan kata demi kata dalam Al-Quran. Sehingga dengan itu, mereka bisa memahami isi kandungan Al-Quran. Jadi, bukan hanya hafal tapi harus paham juga.
Dan itulah makna hakikat daripada hafal Al-Qur'an.


Sejauh ini, banyak orang yang beranggapan bahwa antara sekolah dengan Tahfizh dua kegiatan yang harus dipisahkan. Apalagi Tahfizh 30 juz. Harus fokus. Begitupun sekolah, mesti dilakukan secara sendiri. Tidak bisa berbarengan dengan Tahfizh. Jadi, dari tulisan di atas dapat memberikan perspektif baru, bahwa antara kegiatan sekolah dengan Tahfizh 30 juz dan dalam waktu yang singkat bisa dimaksimalkan seperti sekolah Syafana Islamic School yang barusan diceritakan. Dan masih terhitung langka, sekolah yang bisa menerapkan antara sekolah dengan Tahfizh 30 juz.

Jika bermanfaat silahkan dishare. kalau ingin bertanya lebih spesifik terkait Program Tahfizh Syafana, silakan komentar dibawah. Terimakasih kompasianers...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun