Mohon tunggu...
Damasus Loni
Damasus Loni Mohon Tunggu... Guru - Guru

membaca, olahraga, musik, renang, sastra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengidentifikasi Unsur Pembangun Cerpen dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

19 Februari 2024   09:23 Diperbarui: 19 Februari 2024   09:48 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pendidikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup, pengetahuan umum serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat yang berlandaskan undang-undang. 

Pendidikan memiliki tujuan utama yakni untuk menjadi media dalam melakukan pengembangan potensi dan mencerdaskan manusia agar siap menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. 

Di mana persiapan itu sendiri berupa peningkatan kemampuan cara berpikir (kognitif), afektif, dan psikomotorik. Kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran di sekolah selama ini belum menunjukan dampak yang baik atau signifikan bagi para siswa, hal ini terlihat dari rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran bahasa Indonesia dalam berbagai elemen seperti, menyimak, memahami isi bacaan (membaca), berbicara (mempresentasikan), dan menulis. 

Rendahnya kemampuan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, dintaranya konten materi yang  kurang sesuai dengan latar belakang sosial budaya siswa (kontekstual), penggunaan teknologi informasi komunikasi pembelajaran yang tidak maksimal, sampai pada pola pembelajaran konvensional atau penggunaan metode ceramah yang masih diterapkan oleh para pendidik. 

Dalam kegiatan praktik pembelajaran Program Pendidikan Profesi Guru tahun 2023, untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa khususnya kemampuan mengidentifikasi unsur pembangun cerpen, saya mencoba menerapkan praktik pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menggunakan, media pembelajaran yang menarik/inovatif, model pembelajaran yang sesuai (PBL), penggunaan alat pembelajaran berbasis TIK, sampai pada analisis konten materi yang sesuai dengan kebutuhan belajar anak dengan mempertimbagkan latar belakang sosial buadaya siswa (kontekstual)

Problem Bassed Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa kemampuan mengidentifikasi. Artinya, peserta didik diberi kebesan yang terkontrol untuk menentukan aktifitas belajarnya sendiri, mengukur kemampuan peserta didik dalam pembelajaran secara mandiri dan kelompok sampai diperoleh hasil berupa suatu produk. Itulah mengapa kesuksesan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik itu sendiri.

  • Analisis Kasus

Lembaga pendidikan SMA Negeri 7 Kota Komba menerapkan dua kurikulum yaitu Kurikulum Merdeka (kelas X dan XI) dan kurikulum 2013 untuk kelas XII. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI. Berdasarkan hasil ulangan Bahasa Indonesia pada materi Cerpen dengan tujuan pembelajaran siswa mampu mengidentifikasi berdasarkan unsur pembangun cerpen dengan tepat dan benar. Hasil nilai ulangan tersebut menunjukan ada 10 dari 30 orang siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), di mana KKM untuk mata pelajaran bahasa Indonesia yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Data tersebut menunjukan bahwa baru 25% yang mencapai KKM, dan 20 orang siswa atau 75% belum mencapai KKM. Hal ini tentunya masih jauh dari yang diharapakan. 

Oleh karena itu proses pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kemampuan belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan berbagai macam topik. Dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya masih dominan menggunakan metode ceramah di mana proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga siswa cenderung pasif dan sulit memahami materi pelajaran yang diberikan. Banyaknya siswa yang belum mencapai KKM, mengindikasikan bahwa ada banya faktor yang merupakan penyebab atau pemicunya. Dari hasil kajian dan refleksi yang saya lakukan, ada beberapa faktor penyebab rendahnya minat dan kemampuan siswa memahami materi pelajaran antara lain; proses pembelajaran masih dominan dengan metode ceramah atau proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru, media pembelajaran kurang menarik/inovatif, konten materi yang tidak sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, serta belum menggunakan alat pembelajaran berbasis TIK.

  • Alternatif Solusi

Setelah dilakukan identifikasi faktor penyebab rendahnya minat belajar serta pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang berdampak pada rendahnya nilai ulangan yang diperoleh, maka ada beberapa alternatif solusi yang diambil sebagai langkah untuk mengatasi persoalan tersebut, di antaranya adalah;

  • Pembelajaran berpusat pada siswa
  • Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pembelajaran aktif di mana siswa memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, merumuskan pertanyaan mereka sendiri, berdiskusi, menjelaskan selama di kelas, pembelajaran kooperatif, di mana siswa bekerja dalam kelompok pada masalah dan proyek. Dengan diterapkannya pembelajaran yang berpusat pada siswa kegiatan mengidentifikasi unsur-unsur pembangun cerpen dapat dijalankan dan diselesaikan oleh siswa dengan menghasilkan pemahaman terhadap materi yang lebih baik dari kegiatan-kegiatan pembelajaran sebelumnya. Proses pembelajaran yang mereka hasilkan sangat bagus baik dari segi materi yang meliputi tesis, argumentasi, penegasan ulang, maupun kaidah kebahasaannya yang digunakan dalam berdiskusi.
  • Penggunaan Media Pembelajaran Yang Menarik dan Inovatif
  • Video
  • Video (audiovisual) dalam pembelajaran digunakan untuk menayangkan contoh materi unsur-unsur pembangun cerpen. Penayangan teks cerpen yang dibaca melalui vido atau film pendek ternyata membuat siswa sangat antusias mengikuti pelajaran dan dapat membantu mereka memahami materi pelajaran dengan baik
  • Whattap
  • Media ini digunakan untuk membagi materi teks cerpen, sehingga siswa dapat dengan mudah membaca dan memahami isi dari teks cerpen yang diberikan.
  • Link
  • Link yang memuat banyak contoh tentang video atau film pendek dibagikan/dishare kepada siswa sehingga memperkaya wawasan mereka dengan membaca atau menonton begitu banyak teks cerpen atau film pendek dengan berbagai judul yang tentunya sesuai dengan latar belakang sosial siswa.
  • Penggunaan Teknologi Informasi (Pembelajaran)
  • Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak yang sangat luar biasa dalam semua sektor kehidupan tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Karena itu para pendidik (guru), siswa, dan juga semua komponen sekolah harus bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan kemajuan tersebut. Di mana proses pembelajaran itu sendiri tidak lagi bergantung pada buku teks semata tetapi juga pada berbagai alat atau teknologi pembelajaran yang dapat mendukung dan menunjang proses pembelajaran itu sendiri.
  • Pemilihan Model Pembelajaran
  • Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai ternyata dapat meningkatakan minat belajar siswa sehingga berdampak pada hasil belajar yang dapat memuaskan siswa itu sendiri. Sesuai dengan judul tulisan ini meningkatkan kemampuan mengidentifikasi siswa, maka model pembelajaran yang saya pilih untuk mendukung judul tersebut adalah model pembelajaran Problem Bassed Learning atau PBL.
  • Problem Bassed Learning aatau PBL adalah pendekatan belajar yang menjadikan murid sebagai pusat pembelajaran. Metode ini juga menitikberatkan proses untuk memiliki hasil akhir berupa kemampuan mengidentifikasi serta menghasilkan produk atau layanan. Sehingga murid diberikan kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri hingga menciptakan hasil berupa sebuah produk.  
  • Hasil dan Dampak
  • Penggunaan media pembelajaran yang inovatif/menarik, teknologi informasi komunikasi/alat pembelajaran, konten materi yang sesuai dengan latar belakang sosial budaya siswa (kontekstual, serta proses pembelajaran yang berpusat pada siswa ternyata telah membawa hasil dan dampak yang positif dan sangat memuaskan bagi peningkatan motivasi serta tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran baik selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelah proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan saya sebagai guru selama berlangsungnya proses pembelajaran, siswa lebih terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik itu bertanya kepada guru, teman sejawat, menjawab pertanyaan, maupun saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, hasil analisis terhadap pekerjaan atau tugas yang telah dikerjakan oleh siswa menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang diberikan. Dalam kegiatan pembelajaran mengidentifikasi karya mereka telah mencapai kebenaran yang memuaskan yang telah mencapai 80 %, di mana dari 30 orang siswa, ada 25 orang siswa yang telah menunjukan hasil pekerjaan yang baik dan memuaskan. Hasil kerja siswa dengan berbagai topik menunjukan tingkat pemahaman mereka yang semakin baik, hal itu terlihat atau terbaca dari pekerjaan yang mereka hasilkan, di mana menunjukan adanya peningkatan kemampuan pemahaman mereka yang dapat mengidentifikasi unsur-unsur pembangun cerpen dengan tepat dan teratur yang meliputi tesis, argumentasi, penegasan ulang, dan kaidah kebahasaan yang baik dan benar itu tampak dalam diskusi dan tugas/karya proyek yang mereka hasilkan. Hal ini sesuai dengan indikator tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada awal kegiatan pembelajaran.
  • Kesimpulan
  • Model pembelajaran Problem Bassed Learning (PBL), penggunaan media yang inovatif, alat pembelajaran yang berbasis TIK kekinian, konten materi yang sesuai dengan latar belakang sosial budaya siswa (kontekstual), serta proses pembelajaran yang berpusat pada siswa ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang diberikan. Penerapan model-model pembelajaran yang inovatif dan menarik harus terus dilakukan dan diupayakan agar dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa sehingga dapat mengembangkan semua potensi serta kemampuan yang ada dalam diri mereka, dengan demikian dapat meningkatkan mutu pendidikan pada setiap sekolah dan dapat mendongkrak mutu pendidikan secara nasional, sehingga mereka dapat bersaing secara sehat dan positif untuk dapat meraih masa depan yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun