PKB dan buku. Ini yang saya tangkap dari pergulatan dan dinamika perjalanan partai berlambang bintang sembilan ini, selama 24 tahun mengabdi untuk bangsa dan negara ini.
Hampir tiap sebentar, terbit buku tentang PKB dan tokoh PKB yang menerbitkan buku. Artinya, pengurus partai ini melihat arti penting sebuah buku yang sangat tinggi manfaatnya.
Gus Dur, satu dari lima tokoh ulama sebagai deklator partai ini, adalah bapak bangsa yang terkenal banyak menulis buku, sekaligus ditulis jadi buku.
Pembaca dan penulis, yang sangat jarang potensi Gus Dur seperti itu dipunyai tokoh lain.
Dia berhasil jadi tokoh yang tak pernah kering dan selesai untuk ditulis. Melahirkan banyak kader, yang juga jago dan rajin membuat buku.
Mulai dari buku biasa sampai ke karya ilmiah membuat PKB dan tokohnya tak pernah hilang dari penulis produktif.
Gus Muhaimin Iskandar yang kini Ketum DPP PKB, adalah tokoh yang pernah jadi wartawan, dan kini banyak menulis buku. Banyak sudah buku yang ditulisnya. Tak hanya soal PKB, partai yang dia pimpin, tapi juga banyak soal lainnya.
Begitu juga Hanif Dhakiri, tokoh PKB yang pernah jadi Menteri Tenaga Kerja RI banyak melahirkan buku. Instruktur PKB ini tak pernah lelah menulis buku, terutama tentang PKB dan NU.
Tak heran, setiap agenda besar PKB selalu beredar dan diedarkan buku yang ditulis tokoh PKB ini. Ada yang dibagikan gratis, tentu banyak pula yang dikomersilkan.
Saya termasuk orang yang belajar tulisan rancak dari buku karya tokoh PKB ini. Buku yang ditulis Gus Dur termasuk banyak yang saya koleksi dan baca tentunya.