Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan Karakter Berbudaya Minang Diyakini Mampu Mengembalikan Pergeseran Sopan Santun

25 Januari 2022   10:48 Diperbarui: 25 Januari 2022   10:55 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi soal pendidikan budaya Minang terkait kian tergesernya tata krama sopan santun di kalangan anak muda. (foto dok damanhuri)

Era globalisasi disertai kemajuan ilmu teknologi kian deras. Tak pelak lagi, telah merambah dari berbagai sisi hidup dan kehidupan ummat. Sehingga terjadi pergeseran nilai-nilai sikap sopan santun di tengah-tengah warga masyarakat. Terutama di kalangan generasi muda yang sangat merisaukan kita semua. 

Keprihatinan itu menjadi bahan pemikiran Dr. Irwandi Sulin Datuak Gadang ketika bincang-bincang dengan beberapa orang tokoh masyarakat di salah satu pojok Resto Caffe "Samba Anduang" di bilangan Pasa Kandang, Lubuk Alung, Padang Pariaman, Minggu (23/1/2022). 

Kegamangan terhadap generasi muda ini, ucap Irwandi Sulin yang merupakan salah seorang praktisi pendidikan, perlu untuk disikapi secara bijak melalui pendidikan karakter, sopan santun budaya Minang berbalut nuansa Islami.

Ia mengatakan, sejak enam tahun terakhir ini, perkembangan teknologi android dan digital telah merubah cara berpikir masyarakat, terutama anak muda. Hal itu dalam tata krama bersopan santun di tengah-tengah keluarga maupun dalam bermasyarakat. "Kita bukan menolak atas kemajuan teknologi yang sudah trend sebagai kebutuhan saat ini," kata dia.

"Tetapi, budaya sopan santun dengan saling hormat-menghormati dan menghargai telah bergeser dalam pergaulan. Sehingga tak ada tercermin saling peduli yang berada di samping, maupun di depannya dari si pemegang teknologi dalam genggaman tersebut, sebagai contoh," ungkap Irwandi Sulin yang juga niniak mamak Nagari Lubuk Alung itu. 

Menurut dia, menyikapi generasi muda yang akan tumbuh dan berkembang pada sepuluh tahun kedepan ini, sebaiknya tentu tata krama kembali dengan didikan secara terpadu melalui pendidikan umum berbasis Islami dan nilai-nilai ke-Minang-an.

Kerisauan terhadap generasi muda yang berada di bangku SD kini, jelas Irwandi, harus diantisipasi sejak dari sekarang kepada sanak kemanakan yang berada di Nagari Lubuk Alung khususnya, Sumatera Barat pada umumnya. 

"Hal demikian, apabila kita memperhatikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan wilayah Lubuk Alung sebagai penyangga interland Kota Padang, juga cukup berpengaruh luar biasa masa mendatang," ungkapnya. 

"Sejatinya, generasi muda ini harus disiapkan pengetahuan dan keterampilannya melalui lembaga pendidikan umum vokasi terpadu. Yakni dilengkapi program keahlian keterampilan, program tahfidz, tata krama budaya Minang, pepatah petitih, kata pasambahan dan lainnya. Di samping itu, dilengkapi ketangkasan bela diri pencak silat, dan keterampilan memanah serta menunggang kuda," sebut dosen Universitas Tamansiswa Padang itu bersemangat.

Keprihatinan sikap karakter dari Irwandi Sulin itu, juga diperkuat penuturan oleh mantan Widyprada Ahli Madya BP PAUD dan Dikmas Sumatera Barat, Ruswan Tanjung. Berdasarkan pengalaman dia menemui salah seorang pejabat pada suatu daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun