Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbekal Nasi Bungkus untuk Ikut Pengkaderan

7 Mei 2021   03:30 Diperbarui: 7 Mei 2021   03:36 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Pemuda (GP) Ansor telah berusia 87 tahun. Organisasi kemasyarakatan pemuda ini dilahirkan 24 April 1934 di Banyuwangi, Privinsi Jawa Timur, merupakan Badan Otonom tertua di lingkungan Nahdlatul Ulama.

GP Ansor adalah organisasi anak muda pesantren. Cukup banyak kontribusinya terhadap agama, dan bangsa ini. Pasang surut pergerakan, sesuai dinamika yang sedang dihadapinya. Jatuh bangun pergerakannya, tak terlepas dari perkembangan NU itu sendiri.

Pertama kali masuk dalam pengerus GP Ansor tahun 2002 di jajaran GP Ansor Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Tahun 2003, saya ikut Pendidikan Kader Lanjutan (PKL) GP Ansor se Sumatera di Lampung Timur.

Kala itu saya hadir membawa nama PC GP Ansor Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan dari Padang Pariaman ikut Sahabat Afredison, dan dari Kota Padang ikut Sahabat Zulhardi Z Latif. Artinya, dari Sumbar ada tiga orang peserta PKL, yang saat itu sekalian seminar sehari yang menghadirkan pembicara Arbi Sanit dari UI.

Saya dan Afredison duluan tiba di lokasi, karena sama berangkat dari Padang Pariaman dengan Bus Lubuk Basung Jaya. Dengan nego dan hubungan baik saya dengan agen bus tersebut, akhirnya kami dapat ongkos agak sedikit murah.

Berbekalkan nasi bungkus yang dibawa dari rumah, kami pun tak pernah beli nasi selama berhenti di sejumlah rumah makan, tempat langganan bus itu makan. Kami berangkat, sama sekali tak ada bantuan dana dari pemerintah. Ada proposal diajukan, tapi pas kami berangkat, anggarannya belum bisa dicairkan.

Dari PKL yang dilakukan kurang lebih sepekan itulah, kami diajarkan lika-liku pergerakan GP Ansor. Sumbar selalu jadi buar bibir oleh narasumber dari PP GP Ansor, Maskut Candranegara, Ahmad Zuhdi Muhdlar, dan Tatang Hidayat.

Mereka tahu betul, bahwa di Sumbar Ansor-nya tak bergerak. Tentu kami tak begitu banyak menanggapi. Dan memang demikian keadaannya. Dan lagi, kami bertiga tidak pula pada kapasitas pengurus inti dalam GP Ansor di daerah masing-masing.

Tapi, PKL yang kami ikuti tentu semacam pengkaderan. Pelajaran dasar ilmu ke-Ansor-an dan ke-Banser-an yang kami ikuti. Yang membuat kami punya tanggungjawab moral untuk membangkitkan pergerakan ini di daerah masing-masing.

Sebuah pengalaman yang amat luar biasa kala itu. Berselang dua tahun setelah PKL itu, tepatnya 2005 GP Ansor melakukan Kongres di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Dan Kongres bertepatan, setahun Ketum Saifullah Yusuf jadi Menteri dalam Kabinet Indonesi I, sehingga momen Kongres kali ini hanya aklamasi, alias meneguhkan kembali Gus Ipul, sapaan akrap Saifullah Yusuf jadi Ketum untuk periode 2005-2010.

Sebagai organisasi santri, GP Ansor mampu memberikan warna tersendiri di kalangan kaum sarungan tersebut. Komitmen Ansor yang jelas dan tegas soal NKRI, menjadi pergerakan yang subur di kalangan kaum santri itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun