Mohon tunggu...
dajon8686
dajon8686 Mohon Tunggu... Jurnalis - politik dan bisnis

berminat berdiskusi tentang politik, bisnis dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PSBB Gagal Total, Bukti Pemerintah Tak Paham Nilai Gotong Royong

19 Mei 2020   16:28 Diperbarui: 19 Mei 2020   16:28 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seharusnya pemerintah mampu meningkatkan solidaritas dan jiwa gotong royong antara elemen masyarakat dalam menghadapi corona. Terutama antara para medis dengan masyarakat. Apapun alasannya pemerintah telah gagal mengayomi masyarakat dengan pemahaman nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.

Secara terminologi, gotong royong memiliki sejarah yang sangat lama menjadi budaya masyarakat Indonesia. Hal itu juga dibuktikan dengan banyaknya istilah yang beradam mengikuti daerah-daerah yang tersebar di seluruh wilayah negeri ini. 

Pada dasarnya gotong royong memiliki pengertian agar masyarakat hidup saling bekerja sama satu dengan yang lainnya. Namun hal tersebut tidak terlihat sedikitpun hari ini.

Para medis di ruangan medisnya sudah sangat lelah dengan cara masyarakat menyikapi wabah corona ini. Disaat para medis berjibaku menghadapi pasien yang terpapar virus corona, masyarakat malah menggelar acara yang dihadari puluhan hingga ratusan orang. 

Hal ini menyebabkan meningkatnya kecemasan penyebaran virus corona oleh para medis dan masyarakat yang berada di zona hijau virus corona.

Sebelumnya, pemerintah menerapkan aturan Social Distancing kemudian Phycical Distanting dan akhirnya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), namun wabah virus corona masih belum hilang dari kehidupan masyarakat. 

Sepertinya kebijakan PSBB memang tidak membuahkan hasil apa-apa. PSBB juga dinilai tidak dapat membendung pergerakan penyebaran virus corona. Faktanya beberapa hari yang lalu di pasar dan di bandarudara, masyarakat tetap saja berkerumun.

Masyarakat tidak bisa disalahkan begitu saja. Karena mereka juga membutuhkan sandang dan pangan untuk bertahan hidup. Misalnya masyarakat yang berdagang di pasar tanah abang, rata-rata mereka adalah perantau dari daerah yang mencari rezeki di Ibu Kota Negara. 

Untuk mengatasi persoalan ini, seharus pemerintah mendata para pedagang ini. Setelah di data pemerintah bisa menyalurkan bantuan sandang dan pangan agar mereka bisa menaati aturan PSBB. 

Tapi, pemerintah tidak melakukan hal tersebut. Bagaimana pun juga, mereka adalah warga negara yang terdampak wabah virus corona. Pemerintah memiliki kewajiban untuk mempehatikan hak-hak mereka.

Kemudian sampai dengan hari ini, data penerima bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat yang mengalami tekanan ekonomi akibat virus corona tidak sinkron antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Hal ini membuktikan pemerintah tidak memahami sprit kegotong royongan yang ditanamkan leluhur bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun