Mohon tunggu...
daisies nisa
daisies nisa Mohon Tunggu... upnvj

mahasiswa S1 ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keberagaman Budaya di PKKMB FISIP UPNVJ

19 Agustus 2025   17:07 Diperbarui: 19 Agustus 2025   17:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PKKMB FISIP UPN "Veteran" Jakarta tahun 2025 menjadi momen penting bagi mahasiswa baru untuk mengenal kampus, dosen, dan organisasi mahasiswa. Suasana penuh semangat terasa sejak hari pertama, mulai dari materi pengenalan akademik, motivasi dari dosen, hingga acara kreatif yang menampilkan bakat mahasiswa.

Namun, di balik seluruh rangkaian kegiatan, yang paling berkesan justru adalah pertemuan dengan teman-teman baru dari berbagai daerah di Indonesia. Dari perbincangan ringan, saya menyadari betapa beragamnya latar belakang budaya di antara kami.

Selama PKKMB, saya bertemu dengan teman dari Palu yang menceritakan keunikan kuliner khas daerahnya, seperti kaledo (sup tulang sapi) yang terkenal gurih. Ia juga berbagi cerita tentang tradisi lokal yang jarang saya dengar sebelumnya, membuat saya merasa seakan diajak berkeliling Sulawesi Tengah.

Dari Sunda, saya merasakan keramahan dan keakraban khas Jawa Barat. Beberapa teman sering menyelipkan bahasa Sunda dalam obrolan, seperti "punten" atau "kumaha damang?", yang membuat suasana jadi hangat dan penuh canda.

Teman dari Jawa memperlihatkan kehalusan budaya Jawa, baik lewat tutur kata yang sopan maupun cerita tentang tradisi seperti wayang atau tumpengan. Kehadiran mereka memberi nuansa tenang dan penuh hormat dalam pergaulan sehari-hari.

Sementara itu, dari Lampung, saya mendengar cerita tentang tarian tradisional Sigeh Pengunten yang biasanya dipentaskan untuk menyambut tamu. Bahkan ada teman yang bercerita tentang makanan khas seperti seruit ikan bakar dengan sambal terasi yang khas yang membuat saya ingin mencobanya suatu hari nanti.

Tidak kalah menarik, teman dari Padang membanggakan kekayaan kuliner Minang. Rendang jelas menjadi topik utama, tapi mereka juga bercerita tentang sate Padang dan tradisi makan bersama di rumah gadang. Logat khas Minang yang mereka gunakan pun membuat suasana obrolan semakin hidup. Keberagaman budaya yang saya temui selama PKKMB benar-benar memperkaya suasana kampus. Setiap teman membawa cara pandang dan kebiasaan yang berbeda, sehingga interaksi sehari-hari menjadi lebih dinamis.

Dalam diskusi kelompok, misalnya, teman dari Padang lebih lugas dalam menyampaikan pendapat, sementara teman Jawa cenderung tenang dan berhati-hati. Perbedaan gaya komunikasi ini justru melengkapi satu sama lain, membuat diskusi lebih seimbang.

Keberagaman juga menumbuhkan rasa ingin tahu. Kami saling bertanya tentang budaya masing-masing, mulai dari bahasa, makanan, hingga tradisi daerah. Pertukaran cerita ini membuat kami sadar bahwa Indonesia begitu kaya, dan bahwa kita bisa belajar banyak hanya dengan membuka diri kepada teman dari latar belakang berbeda.

Pengalaman di PKKMB FISIP UPNVJ 2025 mengajarkan bahwa keberagaman bukanlah halangan, melainkan kekuatan. Dari Palu, Sunda, Jawa, Lampung, hingga Padang, kami semua tetap bisa tertawa bersama, bekerja sama, dan saling menghargai.

Keberagaman ini adalah modal sosial yang sangat penting bagi kehidupan kampus. Ia mengajarkan kita tentang toleransi, empati, dan kebersamaan. Jika mampu dijaga, semangat ini akan menjadi bekal berharga bagi mahasiswa FISIP untuk menghadapi tantangan di masyarakat yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun