Mohon tunggu...
Daffarozaan Arnelldi
Daffarozaan Arnelldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa unr

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemerintah Fokus Infrastruktur atau Pendidikan

7 Juli 2022   16:57 Diperbarui: 7 Juli 2022   17:04 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebuah topik yang pantas untuk dibahas oleh seorang mahasiswa saat ini perihal gerak-gerik pemerintah dalam mau kemana negara ini dibawa olehnya. Kampus sebagai tempat akademisi independen berpikir untuk masa depan negri ini patut selalu didoktrin terhadap setiap individu mahasiswa agar selalu kritis guna kemajuan bangsa ini.

Di media massa akhir-akhir ini, terberitakan pemerintah sedang besar-besaran untuk mewujudkan infratuktur memadai bagi Indonesia khususnya jalan tol. Jokowi telah membangun 3.000 km jalan tol, empat kali lipat lebih banyak dari total pembangunan jalan tol yang dilakukan oleh enam Presiden RI sebelumnya, karena ambisi besar ini, anggaran infrastruktur juga dialokasikan secara masif dari sekitar Rp 56 triliun di era SBY kini menjadi lebih dari Rp 300 triliun. Apakah gelontoran dana ini merupakan langkah yang tepat bagi Indonesia? Menurut penulis hal ini patut untuk diperdebatkan.

Penulis beranggapan bahwa manifestasi fasilitas pendidikan jauh lebih penting dibanding infrastuktur khususnya pembangunan jalan tol. Sebuh alasan pembangunan massif dari jalan tol adalah supaya distribusi logistik dan akses mobilitas warga lebih mudah, memang alasan ini tidak menyalahi apapun namun apakah ini merupakan langkah yang tepat dimasa ini. 

Ditambah lagi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru juga diwujudkan di pandemi ini. Entah apa yang ada di benak pemerintah lebih memilih fokus untuk membangun jalan tol dibanding meningkatkan kualitas pendidikan kita. Sebuah hal menarik perihal rasio utang yang semula mampu dijaga di kisaran 75% dari total aset, akhirnya membengkak ke angka 85% dari total aset karena usaha perusahaan terganggu oleh pandemi.

Sebuah logika sederhana yang dilakukan oleh penulis perihal pilihan ini adalah apabila pemerintah fokus terhadap membangun kampus sebanyak mungkin dengan kualitas yang memadai mau tidak mau infrastruktur akan mengikuti dimana kehidupan itu muncul. 

Seperti yang dilakukan oleh Jerman dimana fasilitas pendidikan dengan kualitas diatas rata-rata di setiap kotanya menjadi daya tarik warga Jerman untuk menempuh pendidikan di kota manapun dan tidak hanya di kota besar saja, karena kualitas kampusnya setara baik di kota kecil maupun kota besar. 

Strategi ini bisa ditiru oleh Indonesia, karena kampus juga bisa menjadi daya tarik bagi orang untuk datang ke kota itu bahkan tidak menutup kemungkinan masyarakat mancanegara datang ke wilayah tersebut tepat seperti apa yang terjadi di negara Malaysia. 

Banyaknya persentase pendatang ke wilayah tersebut akan memperkuat ekonomi wilayah tersebut baik dari sektor wisata, logistik, bahkan pasar bahan pangan dan sejenisnya.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa memanifestasi fasilitas pendidikan yang berkualitas memberikan dampak positif dibanding harus menggolontarkan dana bahkan hingga persentase hutang yang tinggi hanya untuk pembangunan jalan tol yang entah apa tujuan kongkrit nya dalam pembangunan tersebut, apakah ini sebuah kepentingan golongan atau khalayak umum?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun