Mohon tunggu...
Daffa Aurelleo
Daffa Aurelleo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang selalu ingin berproses.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kita Berpuasa untuk Menghormati Orang Lain, Bukan Malah Minta Dihormati

6 Mei 2021   14:12 Diperbarui: 6 Mei 2021   14:13 2108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa, kita sudah memasuki pekan terakhir dari bulan Ramadhan. Oh iya, ini juga kedua kalinya kita puasa ditemani oleh pandemi Covid-19. Rasanya, ada sesuatu yang hilang ketika kita melaksanakan ibadah puasa saat pandemi Covid-19. Semoga di bulan Ramadhan berikutnya, kita sudah terbebas dari pandemi Covid-19 dan dapat beribadah seperti masa sebelum adanya pandemi. Amin.

Ngomong-ngomong soal puasa, tentu saja kita tidak asing dengan istilah atau anggapan bahwa orang yang tidak berpuasa; konteksnya disini nonmuslim, wajib menghormati orang yang sedang berpuasa. Sebenarnya, apakah hal ini merupakan sesuatu yang harus dilakukan?

Sejatinya, tujuan berpuasa adalah menjaga hawa nafsu, tidak hanya nafsu makan dan minum, tetapi juga nafsu untuk bertindak seenaknya terhadap orang lain. Sering kali kita melihat bahwa ada beberapa oknum yang mengatasnamakan agama islam melakukan tindakan-tindak yang tidak mencerminkan tujuan dari berpuasa. Mereka melakukan hal-hal seperti melakuka sweeping rumah makan, menghardik secara keras mereka yang makan dan minum di tempat umum, bahkan, melakukan razia ke hotel dan penginapan di siang hari. Apakah ini semua merupakan tindakan yang benar?

Salah satu kasus terhangat yang berkaitan dengan hal ini adalah kasus di salah satu daerah di Indonesia (biar aman hehehe). Pemerintah kota setempat melakukan sweeping di tempat makan yang buka waktu siang hari selama bulan Ramadhan. Mereka bahkan sampai menyita penanak nasi dari salah satu warung agar tidak mengulangi kesalahannya membuka warung di siang hari saat bulan Ramadhan. Melihat kejadian di atas, dalam hati saya merasa sangat miris hal seperti ini bisa terjadi dan bahkan diperkuat oleh Peraturan Daerah. Apakah ini sesuai dengan tujuan dari berpuasa? Saya rasa tidak.

Saya kemudian berusaha berpikir, apa iya mereka lupa bahwa di Indonesia, tidak semua warganya beragama Islam? Apa mereka lupa, bahwa Islam tidak pernah mengajarkan untuk melakukan tindakan seperti itu? Apa mereka tidak mengerti, bahwa makan adalah kebutuhan pokok semua manusia?  Jika tempat makan ditutup, mau makan di mana? Saya rasa mereka sebenarnya juga berpikir demikian, tetapi mereka belum mampu untuk menjaga hawa nafsu mereka.

Mayoritas warganet di berbagai platform media sosial juga sepertinya belum mampu untuk menjaga hawa nafsu mereka. Misalnya, pada saar berita sweeping rumah makan tersebut viral. Saya mengamati kolom komentar dari postingan-postingan tersebut. Ternyata, masih banyak yang mendukung apa yang dilakukan oleh oknum yang melakukan sweeping. "Ya nanti kalo gue ngelihat orang makan jadi ikutan pengen makan gimana?" "Dasar pengusaha *****, ga bisa menghargain orang yang puasa!" dan masih banyak lagi komentar yang mendukung tindakan tersebut.

Kok saya jadi berpikir lagi ya, apa memang iman mereka aja yang lemah? Masa melihat orang makan saja jadi tidak kuat sehingga ingin membatalkan puasa? Serius? Kalau begitu, ya sudah jelas dong bahwa iman mereka saja yang lemah. Padahal, itu baru sedikit dari beberapa godaan dalam menjalani ibadah puasa.

Mungkin ini semua terjadi karena didasari oleh rasa superioritas yang cukup tinggi. Analoginya, ketika beberapa orang memiliki pemikiran yang sama tentang sebuah hal, maka mereka akan merasa bahwa pemikiran merekalah yang paling benar. Padahal ya belum tentu

Setelah berita tersebut viral, kemudian saya secara iseng melakukan pencarian di youtube dengan topik menghormati yang puasa. Dengan sendirinya. muncul ceramah dari salah satu tokoh agama islam favorit saya, yaitu Cak Nun.  Dalam ceramahnya. beloau mengatakan sesuatu yang menurut saya sangat-sangat relate dengan kejadian-kejadian selaman bulan Ramadhan. "Gunanya orang puasa itu adalah agar kita belajar untuk menghormati orang lain, bukan malah minta dihormati oleh orang lain. Hanya orang yang tidak terhormat yang minta dihormati oleh orang lain." Beliau juga berkata bahwa hal-hal yang berbau "minta dihormati" membuat agama Islam di Indonesia tidak maju, bahkan kalah dengan negara bermayoritas muslim lainnya.

Saya 100% setuju dengan apa yang Cak Nun katakan. Puasa itu sejatinya belajar untuk menghormati orang lain. Menghormati dalam artian mengerti bahwa tidak semua orang menjalani ibadah puasa. Tidak semua orang diwajibkan menahan lapar selama 12 jam. Yang paling penting, tidak semua orang beragama Islam. Toh, apa susahnya sih kalau kita saling menghormati atar umat beragama? Bukannya itu suatu hal yang baik? Namun, sangat disayangkan hal tersebut nampaknya susah untuk terealisasikan apabila pemikiran kita masih sangat sempit.

Semoga kedepannya, tidak ada lagi kejadian seperti yang telah terjadi di atas. Semoga, sih. Diaminkan aja, ya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun