Mohon tunggu...
Daffa Ardhan
Daffa Ardhan Mohon Tunggu... Freelancer - Cerita, ide dan referensi

Menulis dalam berbagai medium, bercerita dalam setiap kata-kata. Blog: http://daffaardhan.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musuh Tak Terlihat Bernama Malas

3 Mei 2020   13:19 Diperbarui: 3 Mei 2020   13:21 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu menyesal pada satu hal, kemudian esok harinya kamu menyesal lagi karena mengulang kesalahan yang sama?

Saya misalnya, menyesal karena sering tidur larut malam, tapi malam berikutnya saya tidur larut malam lagi, kemudian menyesal lagi. Terus saja seperti itu sampai pada satu waktu saya sadar ini harus segera dihentikan agar rasa penyesalan itu tidak datang kembali dalam diri saya.

Mudah? Tentu saja tidak. Ada beberapa kegiatan harus saya siasati. Misalnya, mengurangi waktu berlama-lama di layar smartphone. Saya pun harus menarik jam menulis saya lebih awal yang biasanya dilakukan tengah malam.

Dan itu sangat-sangat tidak mudah. Sampai sekarang saya masih dalam tahap trial and error. Ada satu malam dimana saya berhasil melakukannya, namun di hari lain gagal mengeksekusinya.

Kalau kata orang bijak bilang, tidak ada yang sulit dari mengatur waktu. Yang membuat sulit adalah kita yang tidak mau menyediakan waktunya.

Dari yang saya rasakan, semua hal bisa menjadi sulit jika kita terlanjur malas melakukannya. Terlepas apapun penyebabnya, seseorang kalau sudah malas, biasanya selalu cari-cari pembenaran.

Kesulitan saya dalam mengatur waktu itupun bagian dari pembenaran juga. Di tengah pandemi ini tentu saja semua orang, termasuk saya, pasti punya waktu luang yang banyak untuk melakukan banyak hal.

Tapi manusia memang pintar mencari-cari alasan untuk tidak melakukan satu hal yang produktif. Nyatanya kita pun tidak bisa keluar dari zona nyaman. Sebanyak apapun waktu luang yang ada, itu tidak membuat kita giat melakukan sesuatu.

Lantas, bagaimama menyelesaikannya? Tidak ada cara lain selain memaksakan diri. Perbaiki niatnya. Kumpulan semangat. Ciptakan alasan-alasan logis sehingga kalau kita tidak melakukannya, kita akan merasa bersalah.

Alasan saya menulis setiap hari meski dalan keadaan tidak mood sekalipun, adalah karena saya punya rasa bersalah yang tinggi kalau seandainya saya tidak melaksakannya.

Rasa bersalah itu tidak datang dengan sendirinya. Tapi sengaja di ciptakan. Rasa bersalah itu bermuara pada penyesalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun