[caption id="attachment_107372" align="alignleft" width="300" caption="PNG, tepat di sebelah timur provinsi Papua Indonesia"][/caption] Papua Nugini (PNG) berada persis di simpang Asia Tenggara dan komunitas negara-negara Pasifik. Artinya, pilihan masuk ASEAN pun sebenarnya terbuka bagi negara masih sederhana ini. Berbeda dengan Srilanka, ngebet masuk ASEAN namun geografis tak memungkinkan, membuatnya ditolak admin Asean. Papua Nugini, negeri tetangga sebelah timur Indonesia berbatasan langsung provinsi Papua (Indonesia).  Negeri ini terkesan sederhana, ini terlihat dari profil Bandara International Jackson Port Moresby mirip Bandara Ternate di Maluku Utara. Bandara internasional satu-satunya milik Papua Nugini ini. Tak banyak dijumpai bangunan pemerintahan di negeri yang cuma memiliki 1.800 tentara dan polisi ini. Di PNG, setidaknya ada 3 hotel besar, yakni Crown Plaza Hotel, Quality Hotel dan Airways Hotel. Ketiga hotel ini milik orang Australia. Australia mendominasi denyut nadi bisnis di sini. Negara yang berpenduduk 6 juta dan luas mencapai 462,840 km2 terus berbenah. Sejarahnya negeri ini sebelumnya, dikuasai Jerman pada tahun 1884 sebagai Nugini Jerman. Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I, wilayah itu dimandatkan kepada Australia, yang telah mulai memerintah Nugini Britania, yaitu bagian Selatan, dengan mengembalikan nama semulanya menjadi Papua pada tahun 1904. Perbedaan dalam status hukum memberikan arti bahwa Papua dan New Guinea memiliki pemerintah yang sepenuhnya terpisah, yang kedua-duanya dikendalikan oleh Australia. Selama Perang Dunia II, PNG menjadi lokasi pertempuran dahsyat antara Sekutu dan Jepang, tepatnya di Gualdacanal.  PNG menjadi kuburan massal bagi hampir 216.000 tentara darat-laut-udara Jepang, Australia, dan Amerika tewas di sini. Dua teritori pada akhirnya dipadukan menjadi Teoritori Papua dan Nugini setelah Perang Dunia II, yang kemudian disederhanakan menjadi "Papua Nugini". Australia mendapat mandat  Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjadi wali terhadap daerah Papua Nugini hingga mampu memerintah sendiri. Papua Nugini mendapat kemerdekaannya tanpa peperangan dari Australia, 16 September 1975. Kedekatan dengan Australia membuat negeri ini lebih memilih berada dalam Forum Dialog Pasifik Barat Daya bersama Australia, Selandia Baru, Fiji, Federasi Micronesia, Tonga, Vanuatu, Samoa, Solomon, Palau, Kiribati, Guam, Kep. Cook, Kep. Marshall, dan lain-lain. Ikatan emosional itulah barangkali menjadi dasar pertimbangan untuk aktif di forum regional ini daripada memilih ASEAN. ***