Mohon tunggu...
Cuker
Cuker Mohon Tunggu... -

Not everyone will understand your journey. That's okay. You're here to live your life, not to make everyone understand.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Hakimi Fadli Zon, Dia Belum Tentu Salah

29 Juni 2016   20:44 Diperbarui: 30 Juni 2016   08:14 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ahmadudin.blogspot"]

[/caption]

Kesucian bulan ramadhan di Indonesia tercoreng oleh pemberitaan tentang permintaan fasilitas penjemputan dan pendampingan anak kesayangan wakil ketua DPR RI yang mulia bapak Fadli Zon (fraksi Partai Gerindra) kepada KJRI New York USA karena sang anak kesayangan sedang ada kegiatan selama sebulan di USA.

Memasuki sepuluh hari ketiga di bulan ramadan, di saat umat muslim makin mempergiat ibadahnya. Tadarus diperbanyak, bahkan sampai itikaf di mesjid dan taaruf di pesantren, bocornya surat sakti permintaan penjemputan dan pendampingan anak kesayangan Fadli Zon ke media sosial ini menjadikan sebagian umat muslim yang kurang ibadah malah melakukan gibah, tanpa bukti-bukti dan pengetahuan yang cukup menuduh Fadli Zon macam-macam. Penyalahgunaan wewenang lah, aji mumpung lah, pelit lah, tak tahu malu lah dan tuduhan lain-lain yang gak enak didengar apalagi di lakukan di bulan suci ramadan ini.

Niat baik Fadli Zon mengembalikan uang senilai Rp 2 juta, yang ia hitung sebagai uang ganti bensin sejauh 13 KM dan uang tip untuk sopir (gede juga tipnya), di salah artikan dan ditanggapi negatif oleh sebagian netizen yang beragama islam, padahal mungkin netizen tersebut sedang berpuasa.

Astagfirullah, kasihan yang mulia bapak Fadli Zon, ia dihakimi tanpa melalui persidangan yang fair, nama baiknya yang telah bertahun-tahun ia perjuangkan jatuh dalam sekejap, kinerja kinclongnya sebagai wakil ketua DPR RI langsung sirna, padahal belum tentu ia bersalah. Apa yang dilakukannya adalah hal wajar dan manusiawi, itu adalah naluri alamiah seorang bapak untuk memanjakan anaknya yang bepergian jauh, yang penting ia tidak merugikan orang lain dan tidak mengambil hak orang lain.


Akhir kata, sebelum menutup tulisan berbau tausiyah ini, Saya mengajak umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa untuk tidak ikut-ikutan menghakimi Fadli Zon atau siapapun nantinya jika belum memegang data fakta yang valid, apalagi cuma katanya-katanya. Kalo yang dibicarakan memang benar, Ini namanya ghibah, jika tidak benar, ini namanya fitnah, keduanya mendapat dosa besar....

...walaa ya' tab' ba'dhukum ba'dhon yukhibbu akhadzukum....dan janganlah kalian saling menggunjingkan satu sama lain...

Semoga kita tidak termasuk kaum yang merugi, yang lebih banyak dosa dibanding pahalanya yang akan dihitung di hari akhir nanti, sehingga kita terhindar dari panasnya siksa api neraka...

Dan, qul khairan  atau keep silent adalah pilihan terindah sebelum kita tahu apa yang sesungguhnya terjadi 

Salam sayang,

Cuker

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun