Belum genap satu abad, kepemimpinan Kapitalisme telah menimbulkan kerusakan luar biasa atas dunia dan seisinya.Tak terkecuali kerusakan yang menimpa perempuan, generasi dan keluarga.
Barat telah menggunakan hak-hak perempuan dan idealisme feminis untuk mengejar dan memperpanjang kepentingan penjajahan mereka di Dunia Islam. Atas nama demokrasi, perempuan diperdaya untuk memuluskan proses legalisasi yang menguntungkan Kapitalisme. Isu ekonomi yang tidak pernah berhenti mengeksploitasi perempuan dalam agenda Kapitalisasi.
Tanggal 22 Desember 2017 lalu BBC Indonesia, misalnya menurunkan artikel "Hari Ibu: Ekonomi Indonesia Bisa Lebih Makmur Jika Para Ibu Tidak Berhenti Bekerja".
Mengutip riset Australia Indonesia Partnership For Economic Governance (AIPEG) yang mengukur pengorbanan ibu yg berhenti bekerja demi mengurus anak dan rumah tangga secara ekonomi, bakal menghambat pertumbuhan ekonomi. Padahal yang menghambat pertumbuhan ekonomi bukanlah karena perempuan tidak bekerja, tapi banyak faktor, seperti BBM naik, masuknya tenaga asing secara masif, privatisasi dll.
 Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (Hablumminallah), manusia dengan dirinya sendiri (Hablumminannafs), manusia dengan manusia lain ( Hablumminannas), termasuk di dalamnya, bagaimana Islam mewajibkan mencari nafkah (bekerja) ada pada laki-laki bukan pada perempuan, karena bagi perempuan bekerja itu mubah.
Dan Allah wajibkan kepada perempuan salah satunya adalah sebagai ummu warabbatul bait, dia mengurus rumah, suami, mengurus anak agar dapat mencetak generasi unggul, dll.
Sudah saatnya tinggalkan sistem Kapitalisme yang merusak ini, dan kembali kepada sistem Islam yang akan mensejahterakan perempuan tanpa harus mengeksploitasi perempuan dan meninggalkan apa yang seharusnya menjadi kewajibannya.
Wallahu a'lam
Ina Nisa