Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pemkot Bogor, Mengubah Lahan Kurang Efektif Menjadi Taman Cantik

16 Februari 2017   14:12 Diperbarui: 16 Februari 2017   14:35 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak itu berlarian, berebut agar paling dulu mencapai tangga. Mereka sepertinya sudah tidak sabar untuk merebahkan diri pada perosotan merah yang berdiri kokoh mencolok mata. Semakin ramai yang bermain, anak-anak itu sepertinya semakin bersemangat meluncurkan diri.

Taman bermain tersebut sebenarnya memiliki dua perosotan. Namun entah mengapa, hari itu perosotan yang satu terlihat sepi. Mungkin karena posisinya terlalu tinggi, atau memang anak-anak lebih suka bermain beramai-ramai. Sehingga, saat perosotan satu sudah ramai digunakan,  mereka lebih memilih bermain di perosotan tersebut.
Kondisi sebelum dijadikan taman. |Dokumentasi petalokasi.org
Kondisi sebelum dijadikan taman. |Dokumentasi petalokasi.org
Puas bermain perosotan, mereka bergantian bermain ayunan. Ada dua ayunan yang disediakan di taman bermain tersebut. Beberapa anak ada juga yang berkejaran hingga duduk manis di bangku yang disediakan sambil menikmati angin sepoi yang berhembus menerpa pohon-pohon rindang.
Kondisi sebelum dijadikan taman. |Dokumentasi petalokasi.org
Kondisi sebelum dijadikan taman. |Dokumentasi petalokasi.org
Kebetulan hari itu bertepatan dengan hari libur anak sekolah. Sehingga, meski hari sudah menjelang siang Taman Cipaku yang berlokasi di Perumda, Bogor, Jawa Barat, itu masih ramai dikunjungi. Para penjual juga masih bersemangat menjajakan dagangan mereka, walaupun sebagian makanan ringan yang mereka tawarkan sudah mulai habis.
Merubah Lapangan Bola Menjadi Taman Bermain Cantik

Saat pertama kali melihat taman tersebut saya langsung kagum. Bagaimana tidak, dulu taman itu hanyalah sebuah lapangan bola berumput kosong yang jarang digunakan. Biasanya orang-orang malah memanfaatkan jalanan aspal memutar yang dibangun disamping lapangan tersebut untuk belajar mengendarai kendaraan -- saya salah satunya.

Sesekali lapangan tersebut digunakan oleh siswa sekolah dasar yang ada persis disamping lapangan itu untuk berolah raga. Biasanya mereka bermain bola kaki, bola voli, atau adu lari. Sisanya lebih banyak menganggur. Apalagi setelah lapangan basket/lapangan voli yang berlantai semen dibangun di samping lapangan bola tersebut.

Taman Cipaku yang asri. |Dokumentasi Pribadi
Taman Cipaku yang asri. |Dokumentasi Pribadi
Dulu saat saya masih berseragam putih-merah, saya tidak terlalu suka lapangan bola itu karena setiap kali hujan pasti becek sehingga kita harus berjalan lebih jauh -- memutar menyusuri jalanan aspal, saat akan pergi atau pulang sekolah.

Apalagi bila hari sudah menjelang malam, lapangan tersebut akan berubah pekat gelap, agak seram, apalagi sisi kiri kanannya kuburan Cina-Belanda yang sudah berusia puluhan tahun, bahkan mungkin ratusan tahun.

Dulu saat masih tinggal di Bogor, saya sempat mengobrol dengan salah satu Warga Negara Belanda yang menyusuri salah satu kuburan leluhurnya. Katanya sang kakek dimakamkan di salah satu kuburan tersebut. Namun setelah lapangan tersebut berubah menjadi taman, kesan seram sepertinya pupus.

[caption caption="Taman Cipaku Kota Bogor. | Dokumentasi Pribadi."]

[/caption]

Kian Getol Membangun Taman

Sejak dipimpin Bima Arya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sepertinya semakin getol membangun beragam taman. Berdasarkan data yang dirilis beritasatu.com, saat ini Kota Bogor setidaknya sudah memiliki 29 taman yang tersebar di berbagai titik, mulai dari Taman Cipaku, Taman Kencana, Taman Malabar, hingga Taman Sempur yang baru beberapa hari lalu diresmikan. Sebelumnya Sempur hanya berupa lapangan yang kerap digunakan untuk menghelat acara-acara yang menghibur -- termasuk lari pagi.

Taman Cipaku yang asri. |Dokumentasi Pribadi
Taman Cipaku yang asri. |Dokumentasi Pribadi
Taman-taman tersebut dibangun tidak hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), namun juga menggunakan bantuan dana dari Provinisi Jawa Barat dan pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Wah, semoga makin banyak taman-taman cantik di Kota Bogor sebagai ruang terbuka hijau. Salam Kompasiana! (*)

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun