Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Master-master Sepak Bola dari Balkan

11 Desember 2022   21:03 Diperbarui: 12 Desember 2022   07:09 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Kroasia merayakan kemenangan atas Brasil di perempat final Piala Dunia 2022 lewat adu penalti. Foto: AFP/JEWEL SAMAD via Kompas.com

Dalam dunia bola, apa yang dulu tidak mungkin, kini menjadi kenyataan. Sepak bola telah mengangkat derajat bangsa Kroasia setelah Piala Dunia 1998.

Piala Eropa 1996 di Inggris merupakan awal Kroasia menapak ke persaingan sepak bola Eropa dan Dunia. Kroasia, negara pecahan Yugoslavia, menampilkan sepak bola menawan dengan gerakan-gerakan seperti menari balet dari Zvonimir Boban, Robert Prosinecki, dan tentu saja Davor Suker. 

Puncak generasi emas pertama Kroasia, negara debutan mengguncang Piala Dunia 1998 Perancis. The Vatreni, tanpa diduga berhasil meraih medali perunggu dan Suker sukses sebagai top skor turnamen. Salah satu gol Suker diciptakan ke gawang Jerman yang saat itu mereka hantam tiga gol tanpa balas di kota Lyon. Mereka hanya bisa "dijinakkan" di semifinal oleh tuan rumah Perancis yang menjadi juara.

Kemenangan negara kecil atas raksasa dunia, Jerman, di kota Lyon itu menjadi satu malam bersejarah bagi Kroasia. Merupakan tonggak menyongsong masa depan yang gemilang. Mereka mulai mendapat pengakuan, tak lagi dipandang sebelah mata dari negara-negara kuat sepak bola.

Sepak bola pun menjadi sangat populer setelahnya. Ketika anak laki-laki terlahir, hadiah pertama adalah bola sepak.  Demikan dikatakan Vedran Corluka, bek senior yang telah membela Kroasia sejak Piala Eropa 2008.

****

Dalam perjalananya selama dua dekade hingga 2018, Kroasia mengalami pasang surut. Jangankan menyamai, mendekati pencapaian generasi emas pertama sangat sulit. Pada Piala Dunia 2002 dan Piala Dunia 2006, mereka kandas di fase grup dengan penampilan biasa-biasa saja.

Generasi emas kedua Vatreni mulai terbentuk pada akhir 2000-an, yang beberapa pemain tersebut menjadi kekuatan utama tim saat ini. Seperti Luka Modric, Ivan Rakitic, dan Corluka. Modric dkk. menjadi tim yang solid di Piala Eropa 2008 Swiss-Austria, tim ini juga yang menghabisi Inggris di kualifikasi.

Di Swiss-Austria, mereka tampil sebagai juara grup, dan kembali mengalahkan Jerman 2-1. Banyak pengamat kemudian memfavoritkan Modric cs minimal bisa melaju ke semifinal Piala Eropa.

Namun mereka dikalahkan Turki di perempat final dengan cara paling menyakitkan yang bisa terjadi di pertandingan sepak bola, adu penalti yang kejam. Duel di Wina itu merupakan salah satu pertandingan Piala Eropa paling magis dan dramatis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun