Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola

Impian Juara PSM Terkubur di Mattoanging

7 November 2017   15:44 Diperbarui: 4 Desember 2019   08:48 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga PSM VS Bali United di Stadion Andi Mattalata, berakhir rusuh. (dok.pri)

Kehidupan selalu berubah, tak ada keraguan. Masih terasa euforia dirgahayu PSM ke-102 pada 2 November lalu. Perayaan meriah yang momennya bersamaan dengan harapan besar mendapatkan kado istimewa : Juara Liga-1 2017.

Sudah 17 tahun kita menantikan itu. Pesta yang lebih besar nampaknya sudah disiapkan. Saya pun sudah membayangkan kota Makassar akan menjadi lautan manusia berbaju merah berpawai mengarak trofi, bakal lebih ramai dari parade saat PSM juara kompetisi kasta tertinggi pada 1992 dan 2000.

PSM bagi kami warga Makassar, bukan hanya sekadar klub sepakbola. PSM adalah simbol pemersatu, sarana perjuangan, wadah sosial warga masyarakat meluapkan ekspresi guna mencari hiburan tanpa sekat. PSM adalah jeda sejenak dari kota yang bernafsu berlari kencang. Kita bisa saling tak mengenal tapi saat berbicara PSM mata kita semua berbinar.  

Apa bukti ? Jika PSM menang pada malam hari, besok paginya cobalah pergi menawar ikan di Paotere atau belanja sembako di pasar Terong, dimana mayoritas pedagang adalah fans fanatik PSM, yang bahkan membentuk komunitas PSM militan; maka ada kemungkinan kita mendapatkan potongan harga spesial; saya pernah merasakan keuntungan efek kemenangan PSM.

Beberapa pemilik usaha Barbershop yang kini menjamur di kota-kota, termasuk di Makassar, juga tak ketinggalan membuktikan kecintaan kepada PSM. Saya mendengar mereka akan menggratiskan jasa potong dan perawatan rambut, khusus kepada pemain PSM yang datang di gerai mereka. Tak mahal barangkali, tapi ini sangat bermakna sebagai wujud penghormatan dan rasa bangga kepada PSM. Ada juga satu suporter terbaik PSM bernama Dg. Uki, yang dengan bangga memberikan nama anaknya : Jayalah PSM Reski Ilahi.

****

Liga-1 sudah sampai penghujung. Perjalanan PSM dalam menjalani kompetisi ibarat roler koster. Mengawali putaran pertama dengan baik dan sempat memimpin klasemen, hingga akhir paruh musim, PSM tersungkur hingga peringkat-5. Bangkit lagi di awal paruh kedua, lalu kembali melempem dan nyaris tersingkir dari bursa juara. Kemenangan penting atas Bhayangkara FC, membuat PSM menciptakan peluang lagi menjadi juara. Hingga pada akhirnya harapan besar itu terkubur secara tragis di Mattoanging, malam tadi, di kaki-kaki pesepakbola Bali United.

Masyarakat Makassar pun bersedih. Sepanjang hari ini hampir semua orang di seluruh titik temu kota Makassar; di grup percakapan media sosial; membahas pertandingan semalam kenapa bisa PSM dikalahkan Bali United. Analisa teknik dan non teknik terujar tanpa tersaring pada berbagai aspek di semua lini, termasuk dikaitkan dengan konstestasi politik pilkada yang sedang panas. 

Bukan kebetulan manager PSM Munafri Arifuddin adalah bakal calon Walikota Makassar yang disokong Nurdin Halid yang juga bakal calon Gubernur Sulawesi Selatan. Apakah itu benar atau salah, saya tidak ingin menebak-nebak. Yang pasti, saya membenci siapa saja yang memanfaatkan sepakb

ola untuk ambisi politik pribadi. Dan menurut saya, faktor utama kekalahan PSM adalah kehilangan fokus (mungkin karena dipolitisasi), dan meremehkan Bali United yang sejatinya adalah rival kuat yang juga masih berpeluang menjuarai kompetisi.

Sebelum laga, PSM dan Bali United punya poin sama 62 dari 32 pertandingan. Bhayangkara FC sementara di atas dengan hanya selisih satu poin. PSM dan pendukungnya sangat yakin dan terlalu berharap Bhayangkara FC yang masih harus berhadapan dengan Madura United dan Persija Jakarta akan tertahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun