Mohon tunggu...
Namin AB Ibnu Solihin
Namin AB Ibnu Solihin Mohon Tunggu... profesional -

Pengagas Sekolah Akhlak, Educator, Blogger, Motivator & Trainer Pendidikan, Principal dan Sekjen Komunitas Sejuta Guru NgeBlog. Yuk silaturahim ke blog saya http://motivatorkreatif.wordpress.com atau www.guruberakhlak.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Indonesia Negeri Yang Sedang Lumpuh

1 Januari 2014   09:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1388543984191410678

Buku Besar Janji daripada Bukti :Karya Purwo Udiutomo,dkk. dan Website Kantor Berita Pendidikan

Apa Kabar semua? Alhamdulillah Allah takdirkan kita bertemu dengan tahun 2014, semoga pendidikan           kita akan semakin baik, mengawali  tahun 2014, saya ingin memposting artikel yang “agak serius” untuk        ita cermati bersama.

“Cina negara raksasa yang sedang tidur, tapi kini telah bangkit menjadi negara maju. Indonesia juga merupakan negri raksasa yang sedang tidur, tapi sampai kini belum bangun juga, malah kalau boleh dikatakan maaf Indonesia adalah negara raksasa yang sedang lumpuh” begitulah kira-kira sebuah kalimat yang saya dapatkan dari Buku karyaPurwo Udiutomo,dkk, dengan judulBesar Janji daripada Bukti.

Ada sekitar 6 Buku yang saya dapatkan dari TWC 3 (Training Writer Camp 3)yang dilaksanakan di Wisma UNJ Jakarta oleh IGI dan Guraru , di antara buku yang saya dapat secara gratis adalah buku ini. disesi terakhir TWC3 makmal pendidikan Dompet Dhuafa berksempatan memberikan materi singkat tentang makmal pendidikan dan kantor berita pendidikan. Makmal Pendidikan mengajak Guru untuk aktif menulis salah satunya adalah di kantorberitapendidikan.net .

Buku Besar Janji daripada Bukti, saya lalap habis dalam 3 Jam, awalnya saya tidak terlalu tertarik membaca buku sejenis penelitian yang seperti ini, karena kadang terlalu teoritis. tapi sungguh menarik ternyata buku yang satu ini, saya salah menduga, sambil menikmati perjalanan Kampung Rambutan  menuju Subang, buku terbitan makmal telah membuat saya merinding dan mengguncang emosi saya sebagai praktisi pendidikan.kenapa merinding dan menggucang emosi saya?saya menganggap Indonesia adalah sebuah negara makmur, yang seharusnya persoalan pendidikan ini titak terjadi di negeri kita tercinta ini, bagaimana tidak makmur, lihatlah para pejabat kita mereka hidup bergelimpangan kemewahan, masih ada celah untuk korupsi, itu artinya Negeri ini masih melimpah kekayaanya. kalau negeri ini tidak kaya, maka tidak akan ada berita korupsi tiap hari  di TV yang sangat menjenuhkan itu. saya termasuk orang yang sangat jarang Nonton TV karena berita yang menjenuhkan tersebut, membawa efek negatif untuk saya secara pribadi, waktu lebih banyak saya habiskan di komunitas blogger, komunitas kajian, komunitas guru dan yang lain sebagainya.

Kalau negeri raksasa ini serius mengurus pendidikan, maka buku Besar daripada Janji ini harusnya tidak harus di cetak. saya tidak ingin mengupas terlalu banyak apa yang ada dalam buku ini, karena terlalu kompleks permasalahannya. kalimat “Indonesia Negara yang sedang lumpuh”ini yang menggelitik sekaligus menggocang hati saya. separah itukah negeri kita, jika memang ia sedang lumpuh, maka sungguh berat untuk menormalkan kembali bisa sembuh dari kelumpuhan kemudian terbangun, berjalan dan terus selanjutnya adalah berlari. karena itulah sebuah fase yang normal, sembuh, bangun, berdiri, berlari dan terbang.lalu pertanyaanya berapa tahunkankah negeri ini bisa sembuh, terbangun kemudian berdiri, bisa dibayakngkan jika 20 Tahun yang akan datang negeri ini baru bisa terbangun, maka negara-negara maju kemungkinan sudah bukan, terbangun, berdiri dan berlari, melainkan mereka sudah terbang dengan segudang prestasinya.ah rasanya kalau saya jadi Presiden negeri ini, akan mati dalam kebingungan untuk menyembuhkan negeri raksasa yang sedang lumpuh ini, bagaimana caranya?. Hutang kita saja ke Bank Dunia masih banyak, uang yang di korupsi oleh pejabat sudah berapa triliun. bagimana membangun pendidikan ini, sementara kurikulum terus beganti sejalan dengan bergantinya mentri. Bahkan di sinyalir pergantian kurikulum hanya mementingkan proyek semata untuk kepetingan tertentu, coba lihat berapa miliar untuk perubahan kurikulum ini, sementara di beberapa daerah guru berdemo menuntut segera dicairkan haknya. Saya tidak anti terhadap perubahan kurikulum, tapi saya anti terhadap “mapia kurikulum” yang memanfaatkan uang negera untuk kepentingan dirinya dan golongannya.

Buku karya makmal pendidikan secara umum memang membahas tentang persoalan pendidikan di Indonesia yang sangat memperihatinkan terutama untuk sekolah dasar, seperti ambruknya gedung sekolah dasar baik di kota maupun di pedalaman, sarana dan parasarana sekolah yang tidak memadai, Sumber Daya Manusia yang tidak memiliki kompetensi, Kepemimpinan Kepala sekolah negeri yang di dominasi oleh kaum senioritas, angka putus sekolah yang masih tinggi terutama di provinsi Jawa Barat, Ujian Nasional yang merusak ahklak siswa, guru dan pemerintah (akan saya tulis pada artikel berikutnya) dana Bos yang diselewengkan, inspraktuktr jalan yang rusak dan amburadul dan masalah-masalah terkait lainnya. saya sangat sepakat dan meyakini 100% hasil penelitian dari tim makmal pendidikan ini serta sangat ilmiah berdasarkan data dan fakta yang ada, bahwa seperti inilah kondisi negeri yang yang kita cintai. saya menyarankan untuk para pendidik untuk segera membaca buku ini, kontak lah tim makmal pendidikan, lihat di websitenya.

lalu apa yang bisa kita lakukan yang hidup di negeri yang sedang lumpuh ini? berbuatlah dari sekarang apa yang kita bisa lakukan untuk memperbaiki pendidikan negeri yang kita cintai ini, dari mana dimulainya dari kita dan keluarga kita tentunya. kepedulian kita sebagai masyarakat yang hidup di negeri ini di tuntut untuk melakukan aksi nyata, ketika pemerintah sudah tidak berdaya mengurus pendidikan di negeri kita, maka sebagai pribadi atau kelompok kita harus melakukan gerakan nyata memajukan pendidikan. saya yakin setiap kita memilki potensi yang luar biasa untuk bisa dibagikan kepada orang lain, potensi yang ada inilah yang harus bisa kita  bagikan. anda yang bisa membaca Al-Qur’an maka bukalah TPA dirumah-rumah walau santrinya terbatas ajarkanlah anak-anak bisa membaca Al-Qur’an, ibu-ibu yang bisa menjahit, ajarkanlah anak-anak disekitar rumah terutama yang tidak mampu untuk menjahit, anda yang bisa berbahasa inggris, bentuklah komintas bahasa inggris di daerah masing, bahkan anda yang bisa sol sepatu ajarkanlah pada orang-orang sekitar untuk bisa mengerjakan sol sepatu, jadi pada prisnsipnya apapun pontensi yang kita miliki maka kita harus bisa berbagi. yakinlah sedikit ilmu yang kita ajarkan akan berdampak dahsyat untuk membangunkan di negeri yang sedang tertidur ini.

Bagimana membangkitkan pendidikan kita yang terus terjun bebas?kita tentu menghargai kebijakan pemerintah yang sudah mengeluarkan berbagai keputusan untuk memajukan pendidikan Indonesia ini lebih baik. anggaran 20% dari APBN sungguh besar, jika memang ini benar-benar digunakan untuk memajukan pendidikan. tapi pertanyaanya apakah benar penggunaan tersebut sudah terealisasi dengan benar, dari buku makmal pendidikan ini di sebutkan bahwa korupsi masih sangat subur di sektor pendidikan, seperti yang di sampaikan oleh ICW, terutama pada penggunaan dana bos, saat PPD Berlangsung dan dari dana-dana lain yang masuk ke-sekolah. salah satu peranan terpenting untuk membangun sekolah berkualitas adalah kepala sekolah, saya sangat sepakat apa yang disampaikan Pak. Purwo Udiutomo dan kawan-kawan tentang manajemen kepemimpin kepala sekolah negeri yang terlalu menganut paham senioritas. sehingga guru-guru muda yang berkualitas tidak memiliki kesempatan untuk menjadi kepala sekolah.

Percayakan kepala sekolah Negeri kepada Generasi Muda.maaf saya tidak meragukan kualitas para kepala sekolah senior di sekolah-sekolah negeri terutama tingkat dasar (SD), saya yakin para senior kita ini juga memilki kompetensi yang luar biasa. Namun tentu sebagai praktisi pendidikan, rasanya saya juga punya hak untuk mengkritisi, persoalan ini. Saya tidak terlalu paham bagimana mekanisme pendidikan kepala sekolah dasar negeri, tapi realitasnya bahwa kepala SD Negeri yang ada memang saya menjamin tidak ada yang muda terutama dibawah usia 35 Tahun keatas, secara secara kualitas sangat jarang di upgrade, sementara kemajuan jaman menuntut para kepala sekolah harus bisa beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan terutama teknologi.lalu pertanyaan kenapa harus memilih yang muda?. Lihatlah sekolah-sekolah swasta teutama sekolah dasar Islam, sangat jarang kepala sekolah dengan usia senior 45 Tahun keatas. sekolah-sekolah dengan kepemimpin anak-anak muda yang memilki kualitas terbaik, mampu mengubah pola pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, kurikulum berubah tak mempengaruhi budaya yang ada, malah sekolah-sekolah dengan kepemimpinan generasi muda membuat budaya yang mampu mengangkat citra sekolah menjadi sekolah berkualitas, sekolah-sekolah seperti ini biasanya memiriki cirri khas tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun