Bagi pemula, rasa percaya diri untuk menulis kadang naik kadang surut. Banyak alasan yang diungkapkan ketika sedang mogok menulis, waktu luang sedikit, tulisan yang masih acak-acakan, tidak ada yang bakal membaca dan segudang alasan lainnya.Â
Kita menulis karena cinta atau karena penilaian orang lain? Baik, untuk pemula, tanamkan rasa suka terlebih dahulu terhadap dunia menulis. Tulis apapun yang ingin dituangkan. Bukankah cinta itu buta dan tuli, mestinya mata dan telinga kita telah tertutup dari penilaian orang lain. Yang penting, kita cinta dan bahagia dengan menulis.
Menulis itu gampang-gampang sulit. Lebih banyak gampangnya, justru sulitnya yang sedikit kerap kali menjebak seseorang yang ingin menulis bersikap meremehkan. Ujungnya tidak jadi menulis.Â
Penyakit yang paling rentan menghalangi untuk menulis, adalah menunda-nunda.Â
Nanti-nanti lah, kapan-kapan saja lah, hasilnya hangus begitu saja waktu luang dan ide pun kabur. Padahal ide pikiran itu perginya lebih cepat dari hembusan angin, jika tidak segera ditulis, dia akan hilang.Â
Hal penting yang harus diperhatikan bagi pemula, tanamkan dalam diri, bahwa menulis itu kebutuhan.Â
Layaknya nafas untuk hidup. Dengan demikian, tidak akan ada hari untuk tidak menulis walau hanya satu paragraf. Rasa butuh ini menjadikan menulis kebiasaan bukan lagi beban justru kesenangan jiwa.Â
Dengan menulis, hari-hari menjadi hidup, sebab ketika menulis akan banyak pikiran yang muncul berlalu lalang. Pikiran menjadi segar kembali. Mari menulis jangan takut salah. Selamat menulis!Â