Mohon tunggu...
Muhamad Karim
Muhamad Karim Mohon Tunggu... Dosen - Saya seorang Akademisi

Bidang Keahlian saya Kelautan dan perikanan, ekologi, ekonomi politik sumber daya alam.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Setali Tiga Uang, Pertanian, Desa dan Koperasi

10 Oktober 2019   14:25 Diperbarui: 10 Oktober 2019   14:56 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bung Hata menyebutnya Ekonomi Kooperatif. Aspek-aspek dalam ekonomi solidaritas yaitu: kelangsungan hidup (sustaining life), kemandirian berorganisasi (self-organized) yang berarti alat-alat produksi dimiliki secara kolektif (colletively owned), mengutamakan prinsip kerjasama (cooperation) dan hubungan diantara masyarakat berdasarkan solidaritas (relationship with society on solidarity). Platform asosiasi seperti koperasi atau kelompok tani yang bersifat kolektif.

Kemajuan ekonomi bakal tercapai akibat mengamalkan prinsip "Faktor C" yaitu:

(i) bersahabat (friendship/companerismo);
(ii) bekerjasama (cooperation/cooperacion);
(iii) hidup berkomunitas/bermasyarakat (Community/Comunidad);
(iv) bersatu dalam keragaman (unity in diversity/comunion);
(v) bersifat kolektif (collectivity/colectividad);
(vi) memberi inspirasi  (charisme/carisma) dan saling berbagi (sharing/compartir) (baca: Razeto).

Oleh karena itu, pertanian, desa dan koperasi saya mennyebutnya setali tiga uang. Ketiganya mesti berjalan terintegrasi dan selaras dalam pembangunan nasional. Agar apa?

Agar dapat menyelesaikan problem kesenjangan, kemiskinan, ancaman krisis pangan dan kelaparan maupun krisis energi. Dari sumber daya alam pertanian itu bisa memproduksi energi alternatif berupa biofuel dan bioenergi. 

Dari sumber daya alam pertanian bisa memproduksi biofarmaka. Contohnya, kayu Bajakah yang viral di media sosial sebagai obat penyembuh kanker.

Oleh karena itu tiga pilar pembangunan nasional yaitu pertanian, desa dan koperasi perlu direvitalisasi ditengah maraknya serbuan teknologi digital.

Setidaknya, pertanian, desa dan koperasi juga beradaptasi dan mengembangkannya dalam frame teknologi didigital. Supaya lebih efisien, efektif, berdaya saing dan produktivitasnya tinggi. Semoga!

Oleh: Muhamad Karim
Dosen Bioindustri Universitas Trilogi Jakarta
Direktur Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun