Mohon tunggu...
Mister Pilot
Mister Pilot Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lulusan Kandahar. Lalu ke Mindanao. Seangkatan dengan Umar Patek dan Azahari. Sekarang sedang berjuang di Poso. Ahli demolition dan snipe shoot.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setelah Tuhan Dibunuh Sekulerisme Marxis

30 Desember 2012   15:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:47 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ajaran Sekulerisme

Istilah sekulerisme pertama kali diperkenalkan pada tahun 1846 oleh George Jacub Holyoake yang menyatakan bahwa schularism is an ethical system pounded on the principle of natural morality and in independent of reveald religion or supernaturalism[18]. (sekulerisme adalah suatu sistem etik yang didasarkan pada prinsip moral alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau supernaturalisme). Mula-mula gerakan ini dirancang untuk memusuhi kekuasaan yang mutlak dari gereja. Tapi dalam perkembangannya gerakan ini juga memusuhi agama-agama apapun, baik yang mendukung ilmu pengetahuan ataupun yang memusuhinya.

Dalam perkembangan selanjutnya, sekulerisme memiliki beberapa paham atau ajaran yang terus berkembang sampai sekarang. Bahkan sejumlah negara secara berani dan transparan mendeklarasikan dirinya sebagai sebuah negara sekuler. Dalam sistem pemerintahannya, ia menyusun undang-undang yang mewajibkan seluruh masyarakatnya menghilangkan simbol-simbol keagamaan karena hal ini dianggap sebagai pemicu pertentangan antar umat beragama.

Periodeisasi sekulerisme.

Periodeisasi sekulerisme secara garis besar dibagi dua, periode sekulerisme moderat (abad 17 dan 18) dan periode sekulerisme ekstrim (abad 19 sampai sekarang).

Jika pada periode sekulerisme moderat, agama masih diberi tempat dalam suatu negara, maka pada sekulerisme ekstrem, agama tidak hanya menjadi urusan pribadi, akan tetapi justeru negara memusuhi agama, begitu pula negara memusuhi orang-orang yang beragama. Periode kedua, atau periode sekularisme ekstrem pada abad ke-19 dan 20 ini merupakan periode materialisme atau disebut sebagai Revolusi Sekuler.

Filsuf-filsuf yang termasuk dalam periode sekulerisme ekstrem:

-Ludwig Feurbach (1804-1872), filsuf Jerman dan termasuk pencetus revolusi sekuler terpenting pada abad ke-19. Menurut pendapatnya, manusia dapat mengkaji periode perpindahan dari agama alamiah yang bersih dan jauh dari pengaruh agama langit menuju materialisme ekstrem. Manusia itu merupakan wujud Tuhan tetapi bukan Allah, dan agama yang baru adalah politik, bukan agama Masehi. Karena itu politik harus dijadikan agama. Allah dan agama keduanya bukanlah dasar negara, tetapi dasarnya adalah manusia dan kebutuhan. Dengan demikian negara adalah kandungan semua kenyataan, yakni alam keseluruhan atau kemanusiaan yang memelihara kenyataan manusia. Dengan begitu agama menjadi musuh negara, dan “ateis praktis ada berkaitan dengan negara”.

-Karl Marx (1818-1883),juga seorang filsuf Jerman yang amat dekat dengan kawannya, Engels, sehingga beberapa pandangannya pun merupakan buah pikiran bersama. Marx seorang Revolusioner. Ada tiga prinsip pandangan Marx tentang materi:

-Prinsip yang menghidupkan perkembangan secara terus menerus,

-Prinsip menghilangkan kontradiksi

-Prinsip kemajuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, walaupun tidak lebih baik.

Marx dianggap revolusioner, dan bukan filsuf, karena filsafatnya sebagai alat untuk menujupolitik. Secara garis besar pandangan Marx dan Engels:

-Materialisme historis dialektis

-Anti-Tuhan dan menggunakan metode ilmiah dalam mencari bukti kebenarannya

-Memerangi sistem kelas manusia, untuk mencapai kelas masyarakat yang tidak berkelas.

-Lenin (1870-1924), orang yang mempraktekan marxisme. Ia mengubah marxisme menjadi akidah bagi partai (golongan) yang kemudian marxisme disebut Bolsjewisme di dunia politik, atau dikenal sebagai materialisme produktif dalam dunia filsafat. Dengan demikian, Bolsjewisme nampak sebagai “agama baru” sebagai pengganti dari “agama masehi”. Menurut Lenin, agama itu candu rakyat, yang menutup kemajuan berfikir. Meskipun Lenin setuju dengan pendapat bahwa “agama itu urusan perorangan”, akan tetapi untuk partai (golongan), anggotanya harus anti-Tuhan, karena anggotanya yang masih beragama menjadi musuh bebuyutan bangsa. Negara harus netral, dalam arti negara tidak memperhatikan agama, tidak adahubungannya dengan agama. Agama tidak ada nilainya bagi penduduk, maka tidak perlu menanyakan aliran agama, dan kenetralan terhadap agama itulah pemisah sempurna antara negara dan Gereja.

Beberapa pokok pikiran yang dapat diambil dari periode sekularisme ekstrem:

-Sekulerisme Feuerbach mencerminkan aliran humanisme yang anti-Tuhan dan menghendaki permusuhan agama. Bukan lagi pemisahan antara agama dan negara sebagaimana pada periode pertama, dan ia menghendaki penempatan perkumpulan buruh pada proposisi Tuhan dalam ibadah.

-Sekulerisme Marx merupakan materialisme historis ateis, yang bertujuan untuk menghancurkan agama sebagai permulaan penting berdirinya alam, dimana manusia merupakan pemilik dirinya dan kewibawaan sosial dan negara, dan posisi pembentukan (sosial dan negara) terhadap individu sebagai Tuhan yang disembah oleh individu-individu para pemilik.

-Sekulerisme Lenin berakhir dengan permusuhan agama Masehi sebagai agama, dan pembentukan Bolsjewisme, dan agama baru ini harus mewujudkan alam nyata yaitu “golongan” atau “partai”.

bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun