Mohon tunggu...
claudea nabila
claudea nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa/ Universitas Negeri Malang

Halo! Saya Claudea Nabila, mahasiswi yang suka menikmati hal-hal kecil dalam hidup. Kalau hidup itu tentang berbagi, maka tulisan saya adalah sedikit bagian dari hati yang ingin saya berikan ke dunia sederhana, tapi penuh cinta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hangatnya Kekeluargaan di Balik Dapur Kantin Kampus

13 Mei 2025   07:00 Diperbarui: 12 Mei 2025   23:27 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Suasana kantin di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. 

Pagi itu, saya berjalan menyusuri deretan kantin di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Suasana mulai ramai. Aroma masakan menguar dari balik etalase kaca. Tapi yang saya temukan hari itu bukan sekadar tentang lauk pauk atau nasi hangat. Ada kisah sederhana yang penuh makna kisah tentang kekeluargaan di antara para pedagang.

Bu Wiwit, salah satu pedagang yang baru bergabung sejak Februari, menyambut saya dengan senyum ramah. "Awalnya saya kira akan sulit menyesuaikan diri," katanya. "Tapi ternyata sambutannya hangat, kayak keluarga sendiri."

Ternyata bukan hanya Bu Wiwit yang merasakan hal itu. Dua pedagang lain yang saya temui pun mengungkapkan cerita serupa. Mereka menceritakan bagaimana antar pedagang saling membantu tanpa perlu diminta entah itu meminjamkan nasi, bumbu, menitip dagangan, atau sekadar menyemangati saat hari terasa berat.

Jika pun ada masalah, semuanya diselesaikan secara musyawarah. Tidak ada konflik berkepanjangan. "Biasanya kami ngobrol baik-baik, cari solusi bareng," ujar salah satu dari mereka.

Tanpa disadari, kebersamaan dan keharmonisan yang terjalin di balik dapur kantin FIP ini telah menghidupi nilai luhur sila keempat Pancasila: Permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Harapan mereka sederhana agar suasana harmonis ini tetap terjaga. Seperti yang dikatakan salah satu pedagang, "Kalau sering ganti-ganti orang, suasananya jadi beda. Harus penyesuaian lagi. Lebih enak kalau sudah saling kenal dan merasa nyaman."

Dari kisah para pedagang kantin ini mengajarkan kita bahwa nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan saling menghargai tidak hanya ada dalam slogan atau pidato kenegaraan, tetapi justru nyata dalam interaksi sehari-hari yang sederhana. Di balik hiruk-pikuk dunia kampus, mereka memberi contoh bagaimana hubungan kerja bisa dibangun dengan hati. Dan kisah ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua bahwa rasa kekeluargaan bisa tumbuh di mana saja bahkan di balik dapur kecil sebuah kantin kampus.

Oleh: Claudea Nabila

Projek dalam rangka tugas Pendidikan Pancasila di Universitas Negeri Malang, Dosen: Nur Wahyu Rochmadi

Sumber Referensi:

Hidayat, E. S., Mardhiyyah, R., Ashipa, S. R., & Pazril, W. (2023). PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KELUARGA. Advances In Social Humanities Research, 1(5), 532-537. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun