Mohon tunggu...
Analisis Pilihan

Kenapa PDIP Sudah Tiga Kali Gagal pada Pilgub Sumut?

1 Juli 2018   13:26 Diperbarui: 1 Juli 2018   13:39 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(medan.tribunnews.com)

PDI-P adalah sebuah kekuatan politik yang layak diperhitungkan di Sumatera Utara. Pada Pemilu 1999, partai ini memenangkan pemilu di Sumut. Pada pemilu sesudahnya pun partai ini tidak kehilangan popularitasnya  di provinsi itu. Pemilu 2014 misalnya, PDI-P berada di peringkat kedua sesudah Golkar. Namun walaupun posisi politiknya cukup kuat tetapi kalau hasil hitung cepat pilkada sumut 2018 sesuai kenyataan maka tiga kali sudah PDI-P gagal menempatkan calonnya sebagai pemenang.

Pada Pilgubsu 2008, PDIP mengusung pasangan Tri Tamtomo-Benny Pasaribu dan hasil akhir menunjukkan pasangan ini hanya berada pada posisi kedua dengan raihan suara 21,6 persen. Pertarungan demokrasi itu dimenangkan oleh Syamsul Arifin-Gatot Pujonugroho dengan angka 28,31 persen. Sedangkan pada urutan ketiga adalah pasangan Abdul Wahab Dalimunthe - H.M. Syafii. Sementara di urutan keempat dan kelima masing masing pasangan R.E. Siahaan-Suherdi dan pasangan Ali Umry-Maratua Simanjuntak.

Tritamtomo yang dijagokan oleh PDIP adalah mantan Pangdam I/Bukit Barisan sedangkan Benny Pasaribu adalah seorang politisi PDIP yang bermukim di Jakarta.

Ada drama yang sedikit menarik pada proses pencalonan Gubsu tahun 2008 ini. Menjelang pencalonan Gubsu, Ketua PDIP Sumatera Utara adalah Rudolf Pardede yang juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Sampai hari terakhir pendaftaran cagubsu, jabatan Ketua PDIP Sumut itu masih tetap dipegang oleh Rudolf Pardede.

Namun menjelang tengah malam saat pendaptaran Cagubsu akan berahir keluarlah keputusan DPP PDIP yang memberhentikan Rudolf Pardede dari jabatannya dan mengangkat Panda Nababan sebagai Pejabat Ketua DPD PDIP Sumatera Utara. Sehingga pencalonan Tri Tamtomo - Benny Pasaribu tidak lagi ditandatangani Rudolf tetapi sudah ditanda tangani Panda Nababan. Kejadian ini juga membuat Rudolf kehilangan peluang untuk maju pada periode berikutnya.

Selanjutnya pada pigubsu 2013, PDIP mengusung jagoannya, Efendi Simbolon -Jumiran Abdi. Efendi Simbolon adalah putra asal Sumut tetapi lebih lama berdomisili di Jakarta sedangkan Jumiran Abdi adalah tokoh masyarakat Sumatera Utara.

Pada pilgubsu 2013, pasangan ini menempati peringkat kedua dengan meraih suara 24,34 persen atau 1.183.187 dari suara sah. Berada pada peringkat pertama adalah pasangan Gatot Pujonugroho-Erry Nuradi dengan perolehan suara 33 persen atau 1.604.337 suara. Sedangkan pada peringkat ketiga berada pasangan Gus Irawan -Soekirman dengan persentase 21,13 setara dengan 1.027.433 suara.

Sementara pada posisi keempat dan kelima ditempati oleh pasangan Amri Tambunan-R E Nainggolan ( 12,23 % = 594.414) dan Chairuman Harahap-Fadly Nursal ( 9,30 persen =452.096).

Kalau dilihat pada kedua pilgub tersebut angka perolehan suara jagoan PDI-P berada pada kisaran angka 21-24 persen. Sedangkan pada pilgubsu 2018, PDIP mengusung Djarot-Sihar. Hasil hitung cepat pilgubsu menyatakan pasangan ini meraih suara 42,27 persen sedangkan Edy Rahmayadi-Musa Rajekhsah 57,73 persen.

Kalau dilihat dari 3 kali pilgubsu itu, PDIP selalu memasangkan calonnya Jawa-Batak dan dari sisi agama merupakan pasangan Islam -Kristen. Mungkin dengan menempatkan putra berdarah Jawa sebagai cagub maupun cawagub, PDIP mencoba membidik pemilih yang beretnik Jawa yang di Sumut populasinya sekitar 33 persen. Tetapi dari hasil pilgub 2008 dan 2013 terlihat PDIP tidak bisa maksimal meraih suara pemilih Jawa.
Begitu juga halnya pada pilgub 2018, jagoan PDIP juga tidak mampu menarik bahagian terbesar pemilih Jawa.

Pada ketiga pilgubsu itu hanya Jumiran Abdi, calon yang berkarir di Sumut dan selainnya berkiprah di luar Sumut kecuali Tri Tamtomo yang pernah menjabat sebagai Pangdam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun