Harmoni Nasionalisme, Islamisme, dan Sosialisme dalam Bingkai Pancasila sebagai Dasar Ideologi Bangsa
@Cipto Kuswinadi
Pengajar SPENSA Moker Jawa Timur
Â
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman, baik suku, budaya, agama, maupun pemikiran. Dalam perjalanan sejarahnya, bangsa ini dipengaruhi oleh berbagai arus ideologi besar, seperti nasionalisme, Islamisme, dan sosialisme. Ketiga gagasan ini memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia, terutama menjelang dan setelah kemerdekaan.
Namun, dalam praktiknya, ideologi-ideologi tersebut kerap dianggap saling bertentangan, bahkan dijadikan sumber konflik identitas. Di sinilah peran Pancasila menjadi sangat penting. Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga merupakan titik temu yang harmonis antara nasionalisme, Islamisme, dan sosialisme. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Pancasila berhasil merangkul dan menyatukan ketiga ideologi tersebut sebagai kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nasionalisme dalam Konteks Pancasila
Nasionalisme merupakan semangat mencintai tanah air dan mewujudkan persatuan bangsa. Dalam konteks Indonesia, nasionalisme tidak hanya berarti mencintai negeri secara geografis, tetapi juga menghormati keberagaman suku, agama, dan budaya yang menjadi ciri khas bangsa.
Sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, mencerminkan semangat nasionalisme yang inklusif dan tidak bersifat sempit. Nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme yang menindas perbedaan, melainkan merangkul keberagaman sebagai kekayaan. Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, semangat nasionalisme menjadi fondasi utama dalam melawan penjajahan dan membangun kesadaran kolektif sebagai bangsa yang merdeka.
Saat ini, nasionalisme tercermin dalam upaya mempertahankan kedaulatan negara, menghargai simbol-simbol kebangsaan, serta memperjuangkan keadilan dan kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang latar belakangnya.