Mohon tunggu...
Cindy Arru
Cindy Arru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanggung Jawab Kaum Intelektual dan Wajah Organisasi Farmasi

31 Desember 2018   20:39 Diperbarui: 31 Desember 2018   20:55 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Halo. Perkenalkan nama saya Cindy Angriyani Arru. Saya dari GB 12, angkatan 2018. Dalam pembinaan, kami mendapatkan materi tentang Tanggung Jawab Kaum Intelektual dan Wajah Organisasi Farmasi.

Yang akan dibahas pertama adalah Tanggung Jawab Kaum Intelektual. Materi ini dibawakan oleh Kak Bobby Sugara selaku Presiden BEM periode 2016-2017. Apa sih itu Tanggung Jawab Kaum Intelektual?

Intelektual berasal dari kata intelek yang artinya adalah akal pikiran. Kaum intelektual adalah orang yang memiliki kecerdasan maupun akal pikiran dan menggunakannya untuk membantu masyarakat memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan dimanapun ia berada. Mahasiswa termasuk kaum intelektual. Jika seseorang yang tidak mengenyam pendidikan dapat memecahkan suatu masalah terjadi di lingkungannya maka ia dapat dikatakan sebagai kaum intelektual.

Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai kaum intelektual?. Mahasiswa dikatakan sebagai kaum intelektual karena mahasiswa memiliki pengetahuan yang lebih dalam masyarakat. Dalam piramida kedudukan, terdapat pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat. Pemerintah berfungsi sebagai pembuat kebijakan sedangkan mahasiswa dan masyarakat  berfungsi sebagai penerima kebijakan. 

Mahasiswa berada ditengah-tengah antara pemerintah dan masyarakat. Mengapa demikian?. Kedudukan mahasiswa yang berada di tengah karena mahasiswa berperan sebagai penyambung lidah antara pemerintah dan masyarakat. Mahasiswa memiliki tanggung jawab kepada masyarakat dalam bentuk pengabdian. Selain itu, dalam perguruan tinggi terdapat Tri Darma Perguruan Tinggi sebagai berikut.

  • Pendidikan dan pengajaran, salah satu contohnya adalah mahasiswa
  • Penelitian dan pengembangan, salah satu contohnya adalah pembuatan skripsi
  • Pengabdian masyarakat, salah satu contohnya adalah KKN

Sebagai  kaum intelektual yang terlibat dalam dunia kesehatan terutama dalam bidang kefarmasian. Sebagai mahasiswa farmasi, kita dapat menyuarakan pendapat kita dan kita juga dapat membantu masyarakat yang dibantu oleh suatu organisasi yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang mewadahi mahasiswa farmasi dalam menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat. 

Kita mungkin tidak dapat berkontribusi kepada masyarakat dalam bentuk materi. Kita dapat membagikan pengetahuan yang telah kita peroleh selama mengenyam pendidikan kepada masyarakat.  Sebagai perwujudannya dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat yaitu profesi apoteker. Seorang apoteker tidak dapat memberikan obat dengan percuma. 

Sehingga di mata masyarakat seorang apoteker tidak mendapat kepercayaan dan masyarakat lebih percaya kepada dokter. Hal ini timbul karena ada pemahaman bahwa profesi apoteker hanya berbasis pada dunia bisnis, sehingga membuat profesi apoteker jarang diakui mutu dan kualitasnya oleh masyarakat.

Kita dapat memecahkan masalah yang ada dengan ilmu yang kita miliki. Sebagai contohnya adalah menyampaikan informasi tentang obat tetrasiklin yang banyak digunakan oleh ibu hamil maupun diberikan kepada anak kecil tanpa sepengetahuannya obat tetrasiklin dapat menembus plasenta bayi sehingga jika bayi itu lahir maka akan berdampak buruk bagi giginya, dan jika diberikan kepada anak kecil maka akan merusak gigi dan gigi anak tersebut akan ompong. Hal ini menjadi tanggung jawab seorang apoteker maupun kita sebagai mahasiswa farmasi dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang obat-obatan sehingga kita dapat meningkatkan mutu dan kualitas profesi kita.

Salah satu contoh juga yaitu masyarakat menggangap bahwa warna jas apoteker dan warna jas dokter memiliki warna yang sama yaitu warna putih, walaupun warna jas apoteker dan jas dokter memiliki perbedaan. Untuk warna jas apoteker  yaitu putih tulang sedangkan warna jas dokter yaitu putih bersih. Terkadang, di mata masyarakat mereka sulit membedakan warna jas apoteker dan dokter sehingga jika seorang apoteker melewati orang yang ada di rumah sakit maka orang itu akan menyapanya dengan sebutan dokter atau dok. 

Untuk mempermudah masyarakat dalam membedakan warna jas apoteker dan dokter maka disarankan warna yang dipilih adalah krem. Oleh karena itu, kita sebagai kaum intelektual terutama yang terlibat dalam dunia kesehatan yaitu bidang kefarmasian dapat bertanggung jawab atas profesi yang kita jalani saat ini dan dapat membantu masyarakat. Satu hal yang harus DIINGAT yaitu jangan pernah sekali-kali mengabaikan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun