Selasa, 29 September '15. Sejumlah warga Bambu Larangan, Kelurahan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, menyandera 5 mobil tangki air milik PT. Palyja (PAM Lyonnaise Jaya), penyedia air bersih untuk wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Konon, tindakan itu dipicu oleh kekecewaan warga, karena sudah 3 pekan air bersih tak kunjung mengalir ke rumah-rumah mereka.
Setelah PT. Palyja berjanji akan menempatkan penampungan air di Pegadungan, akhirnya warga bersedia membebaskan mobil-mobil tangki air yang sempat disandera.
Kenapa hingga 3 pekan warga Kelurahan Pegadungan tak mendapatkan aliran air bersih?
Air memang sedang menjadi barang langka di sejumlah daerah pada saat ini, tak terkecuali PT. Palyja yang mengandalkan debit air sungai sebagai sumber bahan baku pruduksi air bersih.
Sumber bahan baku PT. Palyja berasal dari:Â
- 62.5% air Banjir Kanal Barat
- 31.8% air curah dari Tangerang
- 5.7% Â air dari berbagai sungai lain.
Sementara, bahan baku air PDAM juga berasal dari sumber yang sama, antara lain sungai: Krukut, Pesanggrahan, Ciliwung, Tangerang serta Banjir Kanal Barat, yang kualitasnya sangat buruk.
Untuk mengatasi kondisi seperti ini, sudah selayaknya DKI tak lagi menggunakan air sungai sebagai sumber pengadaan air bersih, tak lagi mengolah air dengan cara konvensional, akan tetapi menggunakan air laut dan diolah melalui sistem deselinasi.
Apalagi, setelah 70 tahun Indonesia merdeka, DKI Jakarta layak menjadi Role Model Desalinator bagi wilayah lain, mengubah air laut menjadi air tawar demi hajat hidup warganya. Menjadikan laut sebagai sumber air bersih, bukan sungai yang senantiasa terpengaruh oleh faktor debit dan kualitas air yang tak memadai.
- Dari berbagai sumber.
Â
Â
Â