Mohon tunggu...
Citra Permatasari
Citra Permatasari Mohon Tunggu... Administrasi - ikuti kata hatimu tapi gunakan juga otakmu

Saya menyukai hal apapun yang menarik dan baru, senang bertemu dan diskusi dengan orang baru juga. Hidup itu unik, Tuhan menciptakan seseorang manusia bukan tanpa tujuan. Setinggi apapun sekolahmu, sopan santunmu tetap harus dijaga, dimanapun dan kapanpun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Momen Kebangkitan Nasional, Generasi "Zaman Now" Bijak Menyikapi Perubahan

22 Mei 2018   09:59 Diperbarui: 22 Mei 2018   10:26 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Generasi muda merupakan generasi yang digadang-gadang menjadi penerus bangsa. Semangat persatuan dan kesatuan menjadi dasar dalam menjunjung tinggi sikap nasionalisme serta nilai-nilai toleransi akan perbedaan. Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie pernah menyatakan bahwa awal kebangkitan nasional dimulai dari lahirnya organisasi Budi Utomo.

 "Kebangkitan nasional melahirkan kesadaran yang menjadi mata rantai perjuangan rakyat Indonesia sebagai suatu bangsa, yakni tekad untuk memiliki satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, ini dikenal dengan sumpah pemuda," pernyataan Habibie yang dikutip dari buku berjudul Renungan Bachruddin Jusuf Habibie Membangun Peradaban" yang ditulis oleh Firdaus Syam.

Berkaca dari pernyataan BJ Habibie, pemuda merupakan kunci utama yang aktif dalam melakukan pembaharuan besar. Hari kebangkitan nasional yang kita peringati setiap tahunnya bukan hanya sekedar ucapan dan poster saja. 

Para pemuda harus mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam memberikan berbagai kontribusi bagi masyarakat yang positif tanpa membedakan suku, ras dan agama. 

Pada jaman teknologi belum modern, semangat nasionalisme itu sangat kental sekali terlihat di berbagai aktifitas di tengah masyarakat seperti gotong royong, ronda malam, lomba 17 Agustusan. Ketika di tengah masyarakat belum mengenal TV, internet, android maka aktifitas apapun dilakukan di luar ruangan dan mau tidak mau harus keluar rumah untuk saling bertemu membahas berbagai kegiatan kepemudaan. Tidak ada perbedaan baik itu perempuan maupun laki-laki,ras, suku, agama semua berbaur menjadi satu kesatuan.

Di jaman perjuangan melawan penjajah, para pemuda bersatu mengusir penjajah untuk mempertahankan tanah air Indonesia tanpa membedakan latar belakang para pemuda tersebut dari keluarga mana dan seperti apa. Apabila pada tahun 1928 Kebangkitan nasional dijadikan semangat untuk mewujudkan kemerdekaan, namun saat ini momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional bisa dijadikan sebagai harapan baru untuk kebangkitan dari paham radikalisme dan terorisme. Dengan demikian, paham-paham yang kurang sesuai dengan Pancasila dan kebhinekaan bisa dengan cepat dianulir pergerakannya dengan cepat. 

Memasuki dunia globalisasi mendorong kita para pemuda mempelajari berbagai macam hal, entah itu teknologi canggih maupun paham-paham radikal. Dengan berbagai bekal ilmu pengetahuan dan etika ketimuran yang masih kita pegang, pemuda diharapkan mampu memiliki filter dalam dirinya  menghadapi pengaruh globalisasi. Bukan justru menjadi actor yang membawa pengaruh kurang baik bagi masyarakat di sekitarnya.

Media online dan internet adalah pengaruh yang sangat besar dan cepat sekali bagi generasi muda jaman sekarang. Terbukti dengan jejaring social menjadi penghubung para generasi muda di satu tempat dengan wilayah lainnya, sebut saja Instagram dan Facebook, hampir semua orang memiliki akun di jejaring social tersebut. Dengan bermodalkan jari jemari dan android maka berita akan mudah tersebar di berbagai belahan dunia dengan waktu beberapa detik saja. 

Segala sesuatu mempunyai sisi positif dan negatifnya. Dengan adanya jejaring social kita bisa memetik sisi positifnya, berkomunikasi dengan teman, kerabat di berbagai belahan dunia yang tidak bisa berjumpa karena jarak yang terlampau jauh. 

Berbagai macam berita dan informasi bisa kita dapat hanya dalam waktu beberapa detik saja dengan jejearing social yang ada di android. Namun sangat disayangkan saat ini justru yang sedang diperbincangkan yaitu sisi negative jejaring social. Berbagai isu dunia dan berita palsu, atau lebih sering kita sebut hoax menjadi poin penting yang harus kita hilangkan dari bumi Indonesia. 

Berbagai macam berita yang beredar di media massa terkadang tidak semuanya berisi tentang kebenaran tapi begitu mudahnya generasi jaman now termakan isu tersebut kemudian melanjutkan menyebarkannya lewat jejaring sosial tanpa terlebih dahulu mengkonfirmasi akan kebenaran berita tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun