Mohon tunggu...
Cicilia Ika Mayawati
Cicilia Ika Mayawati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembelajar

If you are planning for a year, sow rice. If you are planning for a decade, plant trees. If you are planning for a lifetime, educate people. (A Chinese Proverb that I do agree)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Penolong Bagi Pembelajar

1 Oktober 2021   19:31 Diperbarui: 1 Oktober 2021   19:47 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita adalah penolong bagi setiap anak yang sedang belajar. Menjadi partner diskusi, memberikan arahan, peringatan maupun  pendampingan dan dorongan akan sangat membantu anak dalam proses pembelajaran dari tahap perkembangan aktual menuju tahap perkembangan potensial dimana pada akhirnya anak akan dapat menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah yang tengah dihadapinya secara mandiri.

Lev Semyonovich Vygotsky, atau yang lebih dikenal dengan nama Lev Vygotsky adalah seorang psikolog asal Rusia yang dikenal atas kontribusinya dalam teori perkembangan anak khususnya di bidang pendidikan. Ia menyampaikan bahwa perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh proses interaksi sosial. Vygotsky juga berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara efektif apabila seorang anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana lingkungan yang mendukung dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa (MKO/More Knowledgable Other).

Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri.

Vygotsky mengemukakan empat konsep dasar pembelajaran yang meliputi:

  1. Konsep Sosiokultural

Jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-budaya dan sejarahnya. Artinya, untuk memahami pikiran seseorang, dilakukan bukan dengan cara menelusuri apa yang ada di balik otaknya dan pada kedalaman jiwanya, melainkan dari asal-usul tindakan sadarnya dan juga dari interaksi sosial yang dilatari oleh sejarah hidupnya. Peningkatan fungsi-fungsi mental seseorang berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya, bukan dari individu (Budiningsih, 2003: 42-43)

2. Zona Perkembangan Proksimal (Zone of Proximal Development)/ZPD

ZPD adalah daerah antar tingkat perkembangan sesungguhnya/aktual (kemampuan memecahkan masalah secara mandiri) dan tingkat perkembangan potensial (kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu).

Menurut Vygotsky, pembelajaran terjadi di zona ini.

3. Scaffolding

Scaffolding adalah bantuan atau support kepada seorang anak dari seorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari anak yang bersangkutan (Suardipa, 2020: 86).

4. Bahasa dan Pikiran

Penggunanan dialog sebagai alat scaffolding hanyalah satu contoh dari peran penting bahasa dalam perkembangan anak. Menurut Vygotsky, anak-anak menggunakan percakapan tidak hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka memecahkan tugas. Vygotsky lebih percaya bahwa anak-anak menggunakan bahasa untuk merencanakan, membimbing, dan membantu perilaku mereka.

Dalam proses belajar, Vygotsky lebih menekankan scaffolding yaitu memberikan bantuan penuh kepada anak dalam tahap-tahap awal pembelajaran yang kemudian berangsur-angsur dikurangi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.

Sebagai seorang penolong atau MKO yang mendampingi seorang anak dalam proses pembelajaran, kita perlu memahami dengan baik konsep belajar menurut Lev Vygotsky  ini termasuk peran apa saja yang bisa  kita berikan untuk setiap anak yang sedang belajar. Guru atau orang dewasa maupun teman pembelajar sebagai MKO berperan sebagai:

  • Motivator yang memberikan rangsangan agar anak aktif dan memiliki gairah berfikir.
  • Fasilitator yang membantu menunjukkan jalan keluar jika anak menemukan hambatan dalam proses berfikir.
  • Manager yang mengelola sumber belajar
  • Rewarder yang memberikan penghargaan pada prestasi yang dicapai anak agar motivasi anak meningkat sehingga anak mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri untuk membangun ilmu pengetahuan.

Dalam konteks pembelajaran di sekolah, proses belajar menjadi sebuah pengalaman timbal-balik bagi para siswa dan guru. Guru sebagai penolong siswa dalam belajar dapat mengembangkan metode pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, dimana siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing ZPD mereka.

Untuk semua guru dan orang tua, selamat menjalankan peran sebagai penolong anak-anak/siswa yang sedang belajar dengan memberikan scaffolding yang tepat di Zone of Proximal Development (ZPD) anak untuk mengantarkan mereka menjadi pribadi yang mandiri.

Sumber Rujukan:

Budiningsih, C. Asri. 2003. Perkembangan Teori Belajar dan Pembelajaran Menuju Revolusi-Sosiokultural Vygotsky. Jurnal: Dinamika Pendidikan No 01: 37-48.

Oakley, Lisa. 2004. Cognitive Development. London: Routledge-Taylor & Francis Group

Suardipa, I Putu. 2020. Proses Scaffolding Pada Zone Of Proximal Development (ZPD) Dalam Pembelajaran. Jurnal: Widyacarya No 1 volume 4: 79 -- 92.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun