Permainannya di ibaratkan ketika kamu membeli minuman orang tua. Nah tak jauh berbeda, namun disini mereka begitu naif itu mengatakan bahwa itu korupsi.Â
Entah lah penulis, sudah melihat secara langsung bagaimana uang itu dapatkan maupun bagaimana uang itu dialokasikan. Iya alokasi dana tersebut hanya untuk berlabeli organisasi yang cukup trend di kampus tersebut. Di ibaratkan ketika produk sudah terlabel maka akan ada fee buat produk tersebut. Begitu juga di tatanan kampus. Yang katanya menolak kapitalis berkoar sosialis nyatanya berbanding arah layak Boomerang ketika dilemparkan maka akan kembali ke puannya. Cukup sudah penyakit ini, penyakit korupsi tak akan pernah berhenti jikalau tidak ada yang mengawali. Mau diawali kapan dan dimana jikalau di tatanan kampus. Masih menerapkan sistem seperti ini.
Dengan melatih public speaking di depan mantan siswa siswi SMA "mafia " itu sebenarnya lagi mempraktekkan atau memproyeksikan DPR yang duduk di kursi DPR. Iya lucukan mahasiswa yang kata nya organisasi berdemo dengan DPR, atau apalah yang menindaklanjuti ketidak Adilan nyatanya mereka menjilati jejak langkah senior senior yang sudah sudah itu. Lucu bukan generasi ini., Mana suaranya Soekarno yang dirindukan kepada mahasiswa. Sebagai penyambung lidah rakyat namun sebaliknya malah menjilati rakyat sendiri. Demi kepentingan suatu organisasi atau apalah. Nyatanya semua hanyalah omongan belaka.Â
Disclaimer: konten ini hanya untuk mempunyai pemikiran berlawanan, yang baper di pertanyakan lagi koar koar dari kritisnya