Mohon tunggu...
Christie Stephanie Kalangie
Christie Stephanie Kalangie Mohon Tunggu... Akuntan - Through write, I speak.

Berdarah Manado-Ambon, Lahir di Kota Makassar, Merantau ke Pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan featured

It's a Match! Sisi Lain Aplikasi Kencan Online

12 Desember 2019   16:10 Diperbarui: 17 Oktober 2020   15:46 2264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: static-showpoblog.executiveponies.com

Tujuh puluh dari seratus orang pernah menggunakan aplikasi kencan online atau aplikasi layanan pencarian sosial berbasis lokasi yang memfasilitasi komunikasi antara pengguna untuk saling tertarik. 

Tak terkecuali di Indonesia, sejumlah layanan kencan online pun mencoba peruntungan, seperti Tinder, Tantan, Bumble, OK Cupid, Badoo dan lain sebagainya. 

Banyak yang beranggapan bahwa aplikasi kencan online ini lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya. Tak bisa juga sangkal, karena sudah banyak bukti yang menguatkan betapa berbahayanya aplikasi tersebut. 

Salah satunya, kematian seorang gadis cantik yang menyita perhatian publik Australia pada tahun 2014 silam. Kencan yang dilakukan melalui aplikasi Tinder itu berakibat fatal, korban bernama Warriena Wright meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai 14 apartemen sang kekasih, Tostee. 

Seminggu berkenalan dengan bertukar pesan, mereka memutuskan bertemu di dunia nyata, di resort pinggir laut, Surfers Paradise. Mabuk asmara, mereka berdua melanjutkannya di apartemen Tostee yang berlokasi di Gold Coast, Queensland. 

Sayangnya, kencan tersebut malah berujung maut. Beberapa jam kemudian, Wright terjatuh dari lantai 14 apartemen dan meninggal dunia seketika. 

Polisi pun menetapkan Tostee sebagai tersangka berkat bukti rekaman sepanjang 199 menit di ponsel Tostee. Rupanya, Tostee sengaja merekam saat-saat mereka bertengkar hebat dan melakukan intimidasi kepada Wright sampai akhirnya ia terjatuh dari balkon apartemen Tostee. 

Namun ternyata, ada juga yang hubungannya berujung bahagia setelah berkenalan dan bertemu melalui aplikasi online. Seperti yang dialami oleh pasutri Meira Gebel dan Julian di Monako setelah mengunduh aplikasi Tinder. 

Bagi mereka, "Orang-orang juga tidak memberi tahu Anda bahwa kencan di Tinder mungkin bisa berubah menjadi pernikahan, seperti kisah saya. Meskipun pada awalnya itu tampak mustahil. Percayalah, saya juga bukan penggemar aplikasi kencan ketika saya menggunakannya. Di luar budaya kita selama ini, saya bisa mengerti mengapa beberapa orang bersikap skeptis. Saya juga dulu seperti itu, tapi saya ingin memberi tahu Anda bahwa, Anda mungkin melihat semuanya salah. Kencan online bukanlah konsep pinggiran seperti di akhir 90-an." 

Gambar Ilustrasi, Sumber: sarcasm.co
Gambar Ilustrasi, Sumber: sarcasm.co
Tak hanya pasangan dari luar Indonesia saja, pasangan lokal seperti Dinda Citra Oktariani dan Andhika Seyogia pun berakhir bahagia di pelaminan setelah mengunduh aplikasi online Ok Cupid. 

Andhika yang saat itu berusia 32 tahun memberikan kesan pertama yang baik dan sopan. Setelah beberapa kali berkirim pesan, keduanya memutuskan untuk bertemu dan menjalin hubungan asmara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun