Mohon tunggu...
Christopher Alexander Sutanto
Christopher Alexander Sutanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hobi : Bulutangkis, Piano, Game Siswa SMA Kolese Kanisius, Jakarta Pusat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurang Disiplinnya Masyarakat Indonesia terhadap Aturan Umum

28 Februari 2023   11:31 Diperbarui: 28 Februari 2023   11:36 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia adalah negara dengan warisan budaya yang kaya dan penduduk yang beragam, tetapi juga dikenal karena kurangnya kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan umum. 

Ini dapat terwujud dalam banyak hal, mulai dari pelanggaran lalu lintas hingga membuang sampah sembarangan dan mengabaikan pedoman kesehatan masyarakat selama pandemi. Meskipun perilaku ini tidak unik di Indonesia, ada baiknya untuk memeriksa mengapa hal ini lebih umum terjadi di negara ini.

Salah satu faktor penyebab fenomena ini adalah lemahnya penegakan peraturan. Banyak orang Indonesia mungkin berpikir bahwa mereka dapat lolos dari pelanggaran hukum karena risiko hukumannya rendah. 

Hal ini dapat terjadi karena penegakan hukum yang korup, atau hanya kurangnya sumber daya dan tenaga untuk menegakkan aturan secara memadai. Penegasan hukum yang masih kurang contohnya adalah petunjuk aturan tertulis yang masih belum tersebar luas di tempat umum seperti toilet, tempat pejalan kaki, dan lainnya.

Faktor lain adalah prevalensi informal, aturan tidak tertulis yang dapat bervariasi dari satu daerah ke daerah lain atau bahkan dalam suatu komunitas. Misalnya, di beberapa area dimungkinkan untuk parkir di trotoar atau mengabaikan rambu lalu lintas saat tidak ada mobil atau pejalan kaki lain di dekatnya. Aturan tidak tertulis ini dapat diturunkan dari generasi ke generasi dan dibangun menjadi budaya, meyakinkan orang bahwa mereka tidak melakukan kesalahan.

Terdapat juga komponen budaya dalam masalah ini. Indonesia adalah masyarakat kolektivis, yang berarti bahwa orang menempatkan kebutuhan kelompok sebelum kebutuhan individu. 

Hal ini dapat menyebabkan Anda mengabaikan konsekuensi tindakan Anda terhadap orang lain, seperti membuang sampah sembarangan atau mengemudi sembarangan. Selain itu, orang Indonesia mungkin memiliki sikap yang lebih santai terhadap waktu dan ketepatan waktu, yang dapat menyebabkan pengabaian jadwal dan tenggat waktu.

Kampanye pendidikan dan penyadaran dapat berperan dalam mengatasi masalah ini. Namun, ada tantangan dalam mendidik masyarakat secara efektif tentang pentingnya mengikuti aturan. Banyak orang Indonesia mungkin memiliki akses pendidikan yang terbatas, atau memprioritaskan kebutuhan lain daripada belajar hukum. Selain itu, mungkin ada kurangnya kepercayaan pada figur otoritas, atau keyakinan bahwa aturan itu sewenang-wenang dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Terakhir, perlu dicatat bahwa budaya Indonesia juga memiliki aspek positif yang dapat dibayangi oleh sikap negatif. Orang Indonesia dikenal karena keramahan, kehangatan, kemurahan hati, dan sifat-sifat ini harus dirayakan dan didorong. 

Selain itu, ada banyak individu dan organisasi di Indonesia yang bekerja untuk mempromosikan perilaku dan kepatuhan yang baik, seperti kelompok lingkungan yang mengadvokasi kota bersih dan polisi lalu lintas menindak pengemudi berbahaya.

Singkatnya, kurangnya kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan umum di Indonesia merupakan masalah kompleks yang melibatkan banyak faktor. Meskipun ada alasan budaya dan sejarah untuk perilaku ini, ada juga peluang pendidikan dan peningkatan kesadaran untuk mendorong perubahan positif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun