Semarang- Sudah hampir setahun lamanya Indonesia dan seluruh dunia dilanda oleh pandemi virus COVID-19. Pada hari Rabu (27/1), Satgas COVID-19 mencatat bahwa total kasus COVID-19 di Indonesia sudah mencapai angka lebih dari 1 juta kasus, dengan jumlah kasus kisaran 10-14 ribu tiap harinya.Â
Sampai hari ini, pemerintah Indonesia masih menetapkan protokol kesehatan seperti social distancing dan pembatasan berskala besar di tingkat nasional. Untuk pulau Jawa dan Bali sendiri, baru- baru ini pemerintah menetapkan peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Meskipun terdengar sama dengan istilah PSBB, namun PPKM memberlakukan jam malam. Di kota Semarang sendiri, jam malam untuk seluruh kegiatan masyarakat, termasuk kegiatan usaha dan berdagang dibatasi hingga pukul 9 malam.Â
Mengacu pada kebijakan pemerintah seputar COVID-19 ini, Universitas Diponegoro mengubah mekanisme kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang rutin diadakan tiap semester, melalui KKN pulang kampung atau melakukan kegiatan KKN di asal masing-masing. Melalui kegiatan KKN ini, diharapkan para mahasiswa masih bisa mengabdikan diri terhadap masyarakat dan mengurangi risiko penularan COVID-19, karena dalam kegiatan KKN ini, protokol kesehatan adalah sesuatu yang sangat diutamakan dan adalah suatu keharusan program yang dibuat tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
Salah satu mahasiswa KKN, yaitu Immanuel Eka B W yang menjalani KKN di Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik berinisiatif untuk melakukan sosialisasi seputar COVID-19, kepada para warga di salah satu RT di kelurahan tersebut. Mahasiswa ini berpendapat, bahwa karena pandemi telah berlangsung selama hampir setahun, banyak masyarakat yang kini mulai lalai dan abai dalam melaksanakan protokol kesehatan seperti memakai masker secara benar dan mencuci tangan.Â
Kegelisahan tersebut dituangkan dalam pembuatan poster sosialisasi mengenai COVID-19 dengan topik utama cara memakai masker dan cara mencuci tangan yang benar, kedua topik ini diambil dari WHO sehingga instruksi yang diberikan sifatnya kredibel.
Satu hal yang menarik, poster yang dibuat didesain secara bilingual dengan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Selain sebagai sarana penyuluhan dan penyebaran informasi, poster juga dimaksudkan sebagai sarana pembelajaran berbahasa Inggris. Sehingga diharapkan, dengan desain poster yang menarik dan sistem penggunaan bahasa secara bilingual, poster ini bisa menarik perhatian masyarakat dan tersebar di sosial media mereka.Â
Program sosialisasi ini dilaksanakan dalam minggu ke 3 kegiatan KKN, tentunya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan secara tepat dan menyeluruh. Sosialisasi menargetkan kelompok usia remaja-dewasa di daerah kelurahan Pedalangan, juga memasang poster di tempat-tempat yang sering dilewati atau dikunjungi publik, seperti balai RW maupun puskesmas.