Mohon tunggu...
Christophorus ManuelHeryanto
Christophorus ManuelHeryanto Mohon Tunggu... Human Resources - Hehe

Lalalala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Murahnya Harga Sebuah Nyawa

16 Mei 2019   22:18 Diperbarui: 16 Mei 2019   23:10 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Contohnya adalah peristiwa Bom Bali pada 12 Oktober 2002. Insiden ini menewaskan 202 orang dari 21 negara, dan merukan 428 gedung. Kerugian yang dialami mencapai RP 5,92 triliun. Selain itu sector pariwisata Bali anjlok sampai akhir Desember 2003. Pada 2003, turis asing berkurang hingga 23% dari 1,35 juta pada tahun 2001 menjadi 900 ribu wisatawan saja.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia sudah aman dari terorisme? Ternyata belum. Tahun lalu pada tanggal 13-14 Mei 2018, terjadi bom bunuh diri di tiga gereja dan Mapolrestabes di Surabaya yang menewaskan sedikitnya 15 orang. 

Ini menunjukkan bahwa ancaman masih ada di depan mata. Melihat kengerian efek terorisme, harus dilakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya terorisme. Langkah yang bisa diambil antara lain, meningkatkan pendidikan, mengurangi kesenjangan sosial, menanamkan pemahaman akan hidup kebersamaan, menyaring informasi yang didapat, dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Kita sebagai generasi penerus bangsa jangan sampai mau dipengaruhi oleh paham-paham radikal dan ekstremis. Terorisme harus kita waspadai sebagai ancaman terhadap  kemanusiaan dan terhadap seluruh umat manusia. Krisis kemanusiaan masih terjadi, ini merupakan panggilan bagi kita generasi muda untuk bertindak dan tidak hanya diam berpangku tangan melihat kekejaman yang terjadi di dunia, karena suara kitalah yang akan menentukan masa depan dunia.


BAB III
REFLEKSI

Dari pembahasan di atas bisa kita lihat bahwa kemanusiaan masih terancam salh satunya oleh tindakan terorisme. Seperti bom di Sri Lanka, bom di Selandia Baru, dan juga di negara kita sendiri. Terorisme sangatlah tidak manusiawi dan kejam. Ini harus segera diselesaikan dan diberantas. Ancaman ini bukanlah ancaman bagi suatu negara, tetapi ancaman bagi seluruh dunia.

Diketahui bahwa paham radikalisme yang memicu terorisme seringkali mengincar anak-anak muda. Maka kita sebagai anak Indonesia dan generasi penerus bangsa harus memiliki pendirinm yang kuat agar tidak dapat dipengaruhi paham-paham yang salah. Jika kita sadari, sudah ada panduan bagi kita untuk melawan paham-paham menyimpang, seperti Pancasila dan UUD 1945.  

Dari Pancasila kita belajar untuk tetap hidup bersatu walaupun berbeda beda seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Tidak ada agama yang mengajarkan pembunuhan, maka terorisme juga bertentangan dengan sila pertama Pancasila yang mengakui adanya Tuhan YME. Tentu saja terorisme juga melanggar UUD 1945 yang otomatis melanggar hukum negara ini.

Maka marilah kita mulai sekarang menerapkan Pancasila dan mematuhi hukum di kehidupan sehari-hari. Pancasila dan UUD 1945 sebagai suatu set panduan moral untuk menghadapi dinamika zama sekarang yang penuh dengan pengaruh baik positif maupun negatif. 

Di era globalisasi ini, informasi menyebar sangat cepat, semua konten dapat diakses bebas, maka sudah selayaknya kita generasi penerus bangsa lebih mawas diri dan berhati-hati dalam menerima hal-hal baru. Marilah kita lebih berpikiran terbuka dan berwawasan luas, agar kita tidak mudah dibodohi oleh oknum-oknum yang hanya ingin memanfaatkan kita untuk kepentingan mereka. Kita generasi muda adalah masa depan dunia, di tangan kitalah nasib masa depan bumi.

BAB IV
PENUTUP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun