Mohon tunggu...
Christoforus Jeremy
Christoforus Jeremy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang pemula yang mencoba untuk membuat sebuah artikel dengan harapan dapat membantu masyarakat Indonesia yang membaca untuk menambah wawasan pikiran mereka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keragaman Budaya Malah Memicu Keributan di Negara Kita Tercinta

11 November 2022   19:27 Diperbarui: 11 November 2022   19:31 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://seputarkepri.co.id/

Setiap manusia memiliki latar belakang budaya masing-masing, dimulai dari suku, ras, agama, dan sebagainya. Latar belakang budaya tersebut dijadikan sebagai simbolisasi yang dimiliki oleh manusia. Seluruh manusia di dunia ini memiliki ragam latar belakang budaya yang berbeda-beda, misalnya yaitu di Negara Indonesia yang memiliki beragam latar belakang budaya dengan suku yang berbeda-beda yaitu Suku Jawa, Sunda, Batak, Madura, dan sebagainya. 

Keragaman budaya di Indonesia semestinya menjadi kelebihan yaitu Indonesia adalah negara yang unik dengan memiliki banyak kebudayaan dari beragam suku di dalamnya. Namun sayangnya, banyak dari warga Indonesia yang malah mempersalahkan keragaman budaya tersebut. Keragaman budaya justru malah jadi pemicu konflik antara suku-suku yang terdapat di negara Indonesia. 

Sebelum kita masuk ke dalam pemicu konflik akibat keragaman budaya, mari kita memahami makna konflik sebenarnya. Tokoh sosiologi dari Indonesia yaitu Soerjono Soekanto mengatakan bahwa konflik merupakan bagian dari proses sosial yang menunjukkan bagaimana individu atau kelompok berusaha untuk mencapai tujuan dengan cara yang negatif seperti melakukan perlawanan terhadap lawannya dengan cara kekerasan. Konflik dibedakan menjadi 2 sifat, yaitu konflik destruktif yang disebabkan oleh rasa tidak senang individu atau kelompok dengan pihak lain, dan konflik konstruktif yang disebabkan oleh perbedaan pendapat individu atau kelompok dalam menghadapi suatu masalah di masyarakat. Latar belakang budaya menjadi salah satu pemicu dari konflik sosial yang terjadi di Negara Indonesia.

Setelah kita memahami makna konflik, saya akan memberikan kasus konflik sosial yang disebakan oleh keragaman budaya di Negara Indonesia. Konflik sosial ini terjadi di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Konflik tersebut adalah renovasi total yang ditolak oleh pemerintah akibat terdapat penolakan yang dilakukan oleh warga setempat.

Hal ini membuat penerbitan izin mendirikan bangunan tidak mendapat kejelasan dan membuat Paroki Gereja Katolik Santo Joseph terpaksa untuk menghentikan aktivitas pembangunan sambil menunggu kejelasan izin mendirikan bangunan yang dilakukan melalui proses hukum. Padahal, sudah jelas bahwa Kementrian Agama tidak memberikan alasan apapun dari masyarakat untuk menolak pembangunan rumah ibadah yang telah memiliki izin mendirikan bangunan.

Penolakan pembangunan ini selain dipicu oleh konflik sosial, tentunya juga dipicu oleh komunikasi yang tidak efektif antara pihak gereja, warga, dan juga pemerintah setempat. 

Komunikasi yang tidak efektif juga dipicu oleh perbedaan budaya, dimana interaksi antar budaya yang dilakukan akan memiliki kesulitan yang disebabkan berbagai individu atau kelompok memiliki standar pemahaman atau kerpercayaan yang berbeda-beda (Samovar, 2017:339). Warga yang menolak pembangunan tersebut, tentu mempunyai latar belakang budaya yang sama dengan pemerintah yang tidak memberikan kejelasan IMB terhadap pembangunan ulang Gereja tersebut.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik dan benar, harusnya individu atau kelompok dengan berbagai latar budaya yang berbeda harus menghargai satu sama lain. 

Negara Indonesia dikenal sebagai negara yang unik dengan kekayaan budaya yang beragam. Untuk memperindah sebutan negara yang unik, bukan kah kita harusnya saling menghargai satu sama lainnya tanpa memandang latar belakang budaya apapun yang menyertai individu atau kelompok? 

Mengapa karena latar belakang budaya yang berbeda, kita justru malah mempermasalahkan hal tersebut dengan sebuah konflik yang diciptakan, bahkan lebih parahnya lagi konflik yang disertai dengan kekerasan yang menimpa individu ataupun kelompok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun