Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sensasi Nikmatnya Menyantap Mi Instan

30 Maret 2021   12:00 Diperbarui: 5 April 2021   10:52 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mi adalah makanan yang telah digemari oleh banyak masyarakat di Nusantara, bahkan di dunia.  Menurut laman Wikipedia bahasa Indonesia, mi adalah adonan (adukan tepung) tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air.

Bahan baku mi di Eropa biasanya berasal dari jenis-jenis gandum, namun bahan baku mi di Asia sangat bervariasi. Beragam bentuk mi dapat kita jumpai di Nusantara karena adanya campuran bahan, asal-usul tepung sebagai bahan baku, serta teknik pengolahannya. Selain mi instan yang populer, tentu kita juga mengenal banyak jenis mi seperti soun, kwetiau, mi telur, bihun, misoa, ramen, ramyeon, mi Hongkong, mi Cina, fetucini, spageti  dan masih banyak lagi.

Sebagai mi cepat saji, mi instan memang telah memikat semua kalangan karena rasanya yang gurih dan menggoda selera. Beragam jenis, warna dan rasa yang telah disesuaikan dengan lidah masyarakat Nusantara juga telah banyak kita jumpai. Maka, tidaklah mengherankan bila saat ini negara kita menjadi produsen mi instan terbesar di dunia.

Sebagian besar mi instan yang beredar memang menggunakan tambahan Monosodium glutamate (MSG) di dalam bumbunya. Kandungan MSG inilah yang membuat rasa gurih pada mi instan dan menjadikan kita ketagihan untuk selalu ingin menyantapnya.

Sejatinya, menyantap makanan dengan sempurna bisa menjadikannya sebagai bagian dari aktivitas spiritual kita. Beberapa elemen yang mendukung dalam seni menikmati makanan adalah jenis makanannya, minumannya, pelayanannya dan juga suasana secara keseluruhannya. 

Namun beberapa elemen bisa juga dihilangkan ketika kita berada di dalam posisi bertahan hidup. Karena rasa syukur, ternyata yang menjadi elemen dasar untuk kita dapat menghadirkan kenikmatan cita rasa dengan sempurna saat menyantap makanan. Apa pun makanannya itu. Termasuk makanan yang disebut mi.

Tak perlu diragukan lagi, mi instan kini memang menjadi semakin populer karena dapat disajikan dengan cepat di berbagai suasana. Namun kandungan MSG (Monosodium glutamate) di dalam mi instan memang perlu diperhatikan, termasuk ancaman kecanduan pada makanan ini, yang solusinya, ternyata adalah berpulang kembali kepada masing-masing individu di dalam mengenali tubuhnya.

Tubuh memiliki otak sebagai sistem pengendali yang memegang peranan penting di dalam memberikan tanda kapan tubuh harus bergerak dan harus beristirahat, kapan tubuh memerlukan makanan dan kapan berhenti makan.

Demikian pula cara kerja MSG pada makanan, karena pengaruhnya terhadap rasa, otomatis otak juga akan memberikan pembatasan jumlah penggunaan MSG, sekiranya sudah tidak disukai atau menimbulkan gangguan sensori yang menyimpang. Dan kita pun sebenarnya juga bisa menggunakan bumbunya sesuai selera, atau menggantinya dengan rempah-rempah alami.

Menurut perspektif subyektif saya, kepekaan tubuh dalam menangkap sinyal yang diberikan sistem pengendali tubuh (otak) sangatlah penting, dan apakah kita akan patuh atau mengabaikannya, itu berpulang kembali kepada masing-masing individu. Jadi, penggunaan jumlah MSG dan mi instan setiap orang itu berbeda. Masalah kecanduan mi instan yang marak dibahas di sosial media sekarang ini, menurut saya itu dapat terjadi juga pada makanan jenis lainnya, ataupun hal lainnya. Namun saya tidak akan membahasnya di sini.

Olahan mi instan yang memikat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun