Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Boomerang", Sekarang sebagai Pelestarian Karya Seni Suku Aborigin

17 Maret 2021   12:31 Diperbarui: 17 Maret 2021   12:38 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.woodenboomerang.com - Cara melempar Boomerang yang besar .....

By Christie Damayanti

Tahun 1992 dan 1993, hampir 2 tahun aku tinggal dan kuliah non-gelar di Perth, setelah aku lulus S1 di Jakarta. Dan, setelah sebelumnya tahun 1990, aku tinggal selama 2 bulandi Sydney dan Canberra, masa' sih aku tidak tahu Boomerang?

Hahahaha .....

Aku tahu lah tentang Boomerang, tetapi tahu yang bagaimana?

Boomerang adalah sebuah senjata asli suku asli Aborigin, suku asli Australia, yang dipakai untuk berburu.

Alat ini, mungkin dianggap tidak melukai, karena secara materialnya, benar2 tumpul, dan tidak ada satu sisipun yang tajam. Pertama kali aku tahu pun, agak heran, mengapa sebuah senjata, apalagi untuk berburu, koq tumpul?

Bagaimana bisa berburu? Bagaimana caranya?

Aku mencari tahu tengtang Boometang, dan ketika aku kesana dan beberapa kali setelahnya bersama keluargaku sendiri,aku pun membeli beberapa Boomerang untuk oleh2 dan untuk kusimpan sendiri.

Benar2 sebuah senjata, tetapi entah bagaimana cara memakainya .....

Boomerang, secara historis, digunakan sebagai senjata berburu, alat musik perkusi, pentungan, penyulut api, umpan untuk berburu unggas air, dan sebagai mainan permainan rekreasi.

Boomerang terkecil mungkin berukuran kurang dari 10 cm  dari ujung ke ujung, dan yang terbesar dengan panjang lebih dari 180 cm. Boomerang dapat dilukis dengan desain yang bermakna bagi pembuatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun