Mohon tunggu...
Chris Noya
Chris Noya Mohon Tunggu...

We cannot negotiable with people who say “What’s mine is mine and what’s yours is negotiable”

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagu Kebangsaan RMS Harus Diganti

9 Oktober 2013   13:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:46 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_271217" align="aligncenter" width="640" caption="HUT RMS di Belanda 2013 (http://i1.ytimg.com/vi/1rdPIr1B9LY/maxresdefault.jpg)"][/caption]

Maluku Tanah Airku

Maluku Tanah Airku
 Tanah tumpah darahku
 Ku berbakti kepadamu
 Selama hari hidupku
 Engkaulah Pusaka Raja
 Jang leluhur dan teguh
 Aku djundjung selamanja 
Hingga sampai adjalku 
Aku ingat terlebih
 Sedjarahmu jang pedih

Maluku Tanah Airku
 Tanah datuk datukku 
Atas Via Dolorosa 
Engkau hidup merdeka 
Putra putri jang sedjati 
Tumpah darah bagimu 
Ku bersumpah trus berbakti 
Serta tanggung nasibmu 
Aku lindung terlebih 
Sedjarahmu jang pedih

Mena Muria printah leluhur 
Segnap djiwaku seru
 Bersegralah membelamu
 Sepri laskar jag djudjur 
Dengan prisai dan imanku
 Bahkan harap jang teguh
 Ku berkurban dan berasa 
Karna dikau ibuku 
Ku doakan terlebih
 Mena Muria hiduplah

Sumber: http://www.republikmalukuselatan.nl/

Dalam lagu kebangsaan tersebut jelas sekali bahwa Republik Maluku Selatan atau RMS itu bernuansa religi, khususnya pada bait kedua terdapat kata-kata ‘Via Dolorosa’ yang merupakan nama sebuah jalan di kota Yerusalem Kuno yang memiliki arti ‘Jalan Kesengsaraan’ atau ‘Jalan Penderitaan’. Bagi umat Kristiani pastinya mengetahui bahwa ‘Via Dolorosa’ adalah sebuah jalan yang dilalui Yesus Kristus ketika memanggul salib menuju crucifixion.

Dengan lagu kebangsaan semacam itu, tidaklah mungkin RMS diterima di tanah airnya sendiri karena masyarakat Maluku terdiri dari berbagai religi, tidak hanya Kristen saja, ada Islam, Hindu dan Budha. Sama halnya dengan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang berniat mendirikan negara Islam di Indonesia, mereka pun tidak berdaya.

Lain halnya dengan lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang bernuansa persatuan, yang mampu mengakomodir perbedaan suku, agama, ras dan adat istiadat sehingga dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Penulis tidak bermaksud merendahkan Pemerintah RMS di Belanda namun akan lebih baik jika lagu kebangsaan tersebut diubah sebagai upaya mencari dukungan dari masyarakat Maluku di tanah air yang memiliki keimanan yang berbeda.

Selamat berjuang!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun