Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Simbol Resiliensi Hungaria Melalui Sepak Bola

26 Juni 2021   15:05 Diperbarui: 4 Juli 2021   14:25 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Hungaria di Euro 2020 / Sumber: dailysabah.com

Pada tanggal 24 Juni 2021 di Munchen, Timnas Hungaria sudah berada dalam posisi unggul 2-1 atas tuan rumah Jerman hingga akhirnya pada menit ke-83, Jerman berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 yang bertahan hingga peluit akhir dibunyikan. Skor imbang 2-2 ini akhirnya menggagalkan harapan Hungaria untuk melaju ke babak 16 besar Euro 2020. 

Kendati demikian, perjuangan Hungaria selama pergelaran piala Eropa ini dapat dibilang sangat luar biasa. Bergabung di grup neraka dan harus satu grup dengan Jerman, Prancis, dan Portugal, Hungaria mampu menunjukan bahwa eksistensi mereka sebagai kekuatan sepakbola Eropa di tahun 50 hingga 60-an masih ada. 

Setelah kalah pada pertandingan pembuka melawan Portugal dengan skor 0-3, Hungaria yang pada turnamen kali ini diberi kesempatan sebagai salah satu tuan rumah dari 12 negara berhasil menahan imbang juara Piala Dunia 2018, Prancis dengan skor 1-1. Dua pertandingan tersebut yang dilakoni di Puskas Arena, Budapest tersebut menjadi momentum bagi rakyat Hungaria untuk mendukung penuh perjuangan timnas negara mereka. Bahkan Puskas Arena yang berkapasitas 65.000 penonton tersebut dipenuhi oleh suporter Hungaria dan juga suporter dari Portugal dan juga Prancis. 

Bukan hanya itu, suporter yang tidak kebagian tiket juga berkumpul di zona Nobar ibukota Budapest untuk mendukung penuh timnas Hungaria. Vaksinasi yang sudah mencapai kisaran 40 % memang menjadi salah satu alasan mengapa Puskas Arena boleh dipenuhi oleh suporter kendati Pandemi Covid-19 belum usai. 

Selebrasi gol Hungaria melawan Prancis / Sumber: talksport.com
Selebrasi gol Hungaria melawan Prancis / Sumber: talksport.com
Suporter Hungaria di Puskas Arena / Sumber : france24.com
Suporter Hungaria di Puskas Arena / Sumber : france24.com
Bagi Hungaria, Sepakbola adalah salah satu lambang dari kebesaran mereka di masa lampau. Di balik kebesaran tersebutlah lahirlah beberapa pesepakbola generasi emas seperti Gyula Grosics, Mihaly Lantos, Jeno Buzansky, Sandor Kocsis, Mihaly Toth, hingga legenda dunia Ferenc Puskas yang kelak generasi emas ini dijuluki dengan sebutan Mighty Magyars, generasi emas ini juga yang berhasil membawa Hungaria meraih medali emas Olimpiade Helsinki 1952 dan juga runner-up Piala Dunia di Swiss pada tahun 1954 sebelum dikalahkan oleh Jerman Barat dengan skor 2-3. 

Generasi Emas Hungaria
Generasi Emas Hungaria
Meskipun harus gagal meraih juara Piala Dunia tahun tersebut, Hungaria berhasil menunjukan kekuatan Mighty Magyars yang sesungguhnya dengan mengalahkan Jerman Barat dengan skor 8-3 di babak grup, Brazil di perempat final dengan skor 4-2 hingga juara bertahan Uruguay dengan skor 3-2 di babak semifinal. Mungkin kiprah Hungaria di tahun tersebut dapat dikatakan serupa dengan pencapaian Kroasia di Piala Dunia tahun 2018. 

Sayangnya, dua tahun setelah gegap gempita atas keberhasilan di Piala Dunia 1954, Hungaria harus mengalami suatu tragedi kelam yang kelak selamanya akan meninggalkan luka dalam yang masih membekas hingga saat ini. 

Pada tahun 1956 tepatnya di bulan Oktober, terjadi demonstrasi besar-besaran di ibukota Budapest yang dilakukan oleh puluhan ribu aktivis, masyarakat sipil dan mahasiswa untuk menentang pemerintahan Hungaria dibawah pimpinan Matyas Rakosi yang berhaluan Komunis-Marxisme ala Uni Soviet.

Demonstran Hungaria menduduki Budapest di tahun 1956. / Sumber : dailynewshungary.com
Demonstran Hungaria menduduki Budapest di tahun 1956. / Sumber : dailynewshungary.com
Demonstran Hungaria Pendukung Revolusi / Sumber : Nknews.com
Demonstran Hungaria Pendukung Revolusi / Sumber : Nknews.com
Demonstrasi yang tadinya berjalan damai seketika berubah menjadi penuh kekerasan dan pertumpahan darah ketika tentara mulai memukuli, menangkap paksa, dan menembaki para demonstran. Menghadapi kekerasan dari aparat militer, demonstran mulai berani memberikan perlawanan terhadap tentara dengan senjata-senjata yang berhasil mereka rebut.

 Setelah seminggu terjadi sebuah "perang" antara pihak demonstran dengan pemerintah Hungaria. Semua sarana dan fasilitas milik pemerintah komunis Hungaria berhasil jatuh ke tangan pihak demonstran kemudian ratusan pejabat Hungaria berhasil ditangkap dan bahkan beberapa dieksekusi di jalanan. 

Segera setelah mengkudeta pemerintahan Hungaria, pihak demonstran kemudian mendirikan pemerintahan revolusioner baru untuk negara mereka dan mengumumkan kemenangan mereka. 

Uni Soviet yang merupakan sekutu dekat dan mitra dari pemerintahan komunis Hungaria segera merespon dengan apa yang terjadi dengan sekutu dekat mereka danmengirimkan beberapa divisi prajurit dan tank untuk membantu pemerintahan Hungaria yang sempat ditumbangkan oleh pihak demonstran.

Kekuatan militer Uni Soviet yang jauh lebih luar biasa dalam waktu singkat mampu mengkandaskan perlawanan pihak demonstran dan juga tentara dari "pemerintahan baru" tersebut. Pada tanggal 11 November 1956, Uni Soviet berhasil mematahkan perlawanan terakhir dari pasukan revolusioner Hungaria dan mengumumkan kemenangan mereka dalam mengembalikan pemerintahan asli Hungaria yang berhaluan komunis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun