Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tragedi Politik dan Demokrasi Myanmar yang Tak Ada Habisnya

7 Februari 2021   22:25 Diperbarui: 8 Februari 2021   01:47 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Massa Pendukung Aung San Suu Kyi Sumber : smh.com.au

                       Hari Senin tanggal 1 Februari 2021 yang menjadi awal pertama masuknya bulan februari, dunia dikejutkan dengan berita penangkapan Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar, Win Myint yang dimana penangkapan ini dilakukan oleh pihak militer Myanmar pada subuh dini hari. Selain Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar, 147 pejabat Myanmar lainya baik yang berasal dari Parlemen dan militer yang pro terhadap Win Myint juga turut ditangkap. Penangkapan besar-besaran ini terjadi setelah pihak militer dengan Jenderal Min Aung Hlaing sebagai petinggi dan pemegang komando militer Myanmar menuding bahwa terjadi kecurangan yang dilakukan oleh Partai NLD yang merupakan partai pimpinan Aung San Suu Kyi untuk meraih kemenangan pada pemilu Myanmar yang berlangsung di bulan November 2020 lalu dengan mengalahkan Partai USDP yang merupakan partai oposisi. 

  Penangkapan besar-besaran terhadap Aung San Suu Kyi, Win Myint, dan ratusan pejabat Myanmar lainya secara tak langsung mengangkat dan menasbihkan Jenderal Min Aung Hlaing sebagai Presiden Myanmar untuk saat ini sekaligus mengembalikan kepemimpinan Myanmar ke tangan militer setelah selama 9 tahun lamanya, pemerintahan dan kepemimpinan Myanmar berada di tangan pemerintahan sipil yang bersifat demokratis. Setelah melakukan penangkapan dan pembersihan besar-besaran, setiap jalanan di berbagai sudut ibukota Myanmar, Yangoon dilewati oleh berbagai tank dan kendaraan militer lainya serta pasukan militer Myanmar yang berjaga yang menjadi tanda bahwa kudeta tersebut berjalan secara sukses. Insiden tersebut sempat mengejutkan dan mengakibatkan ketakutan di kalangan warga sipil kota Yangoon meskipun keesokan harinya, kondisi kembali berjalan normal dan kondusif. 

 TRAUMA DAN MEMORI KELAM AUNG SAN SUU KYI

                                           

images-20-60203175d541df16fc1c9622.jpeg
images-20-60203175d541df16fc1c9622.jpeg
                                Aung San Suu Kyi

                                Sumber : cfr.org

  Bagi Aung San Suu Kyi, insiden penangkapan terhadap dirinya dan juga pejabat tinggi lainya kembali membuka trauma dan luka lama yang terjadi pada 32 tahun silam dimana dirinya harus dijadikan sebagai tahanan rumah yang dilakukan oleh pihak junta militer yang saat itu dipimpin oleh Jenderal Sein Lwin yang juga menjabat sebagai Presiden Myanmar. Aung San Suu Kyi yang menjadi ikon dalam perjuangan penegakan demokrasi di negeri Myanmar yang selama puluhan tahun lamanya hidup dalam sistem pemerintahan militer yang diktator dan otoriter ini memang sejak kecil sudah merasakan pahitnya dan kejamnya politik Myanmar. Di usianya yang baru menginjak 2 tahun, Aung San Suu Kyi harus rela kehilangan ayahnya, Jenderal Aung San yang merupakan pahlawan nasional, pejuang kemerdekaan, dan pemimpin pertama negara Myanmar dimana Jenderal Aung San harus meregang nyawa di tangan rival politiknya yang juga berasal dari militer. Pada tanggal 19 Juli 1947, sebuah unit pasukan militer Myanmar memasuki gedung Sekretariat dan menembak mati Jenderal Aung San beserta 8 anggota kabinet baru lainya yang saat itu sedang mengadakan rapat dalam suatu ruangan pertemuan. 

AWAL MULA DARI MIMPI BURUK DEMOKRASI MYANMAR 

                                         

images-21-602031e7d541df1b5853ee25.jpeg
images-21-602031e7d541df1b5853ee25.jpeg
                               Jenderal Aung San

                         Sumber : wikipedia.com             

  Tragedi penembakan dan pembunuhan tersebut menjadi awal mula dan lembaran baru dari konflik dan tragedi politik serta demokrasi Myanmar yang terus berlangsung hingga puluhan tahun lamanya. Sempat mencicipi sebagai negara demokrasi dengan sistem pemerintahan sipil sejak tahun 1948, segalanya berubah menjadi mimpi buruk dan bencana untuk demokrasi Myanmar ketika pada tanggal 2 Maret 1962, pihak militer Myanmar atau dikenal dengan Tatmidaw mengkudeta pemerintahan sipil Myanmar yang saat itu dipimpin oleh Presiden Win Maung. Jenderal Ne Win, petinggi dan pemegang komado militer Tatmidaw yang menjadi dalang di balik kudeta tersebut segera dinasbihkan dan diresmikan sebagai Presiden Myanmar yang menjadi awal dari berlangsungnya sistem pemerintahan Myanmar yang bersifat diktator, otoriter, dan anti kritik. Di awal masa pemerintahanya, Ne Win langsung melakukan pembersihan terhadap kabinet dan pejabat dalam sistem pemerintahan sebelumnya, termasuk Win Maung yang dijadikan sebagai tahanan selama 5 tahun lamanya sebelum dibebaskan pada tahun 1967. 

DEMONSTRASI DAN PERJUANGAN PRO-DEMOKRASI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun