                                     Sumber : dok_pribadi
  Demo dan Kerusuhan pada tanggal 21 dan 22 Mei 2019 telah meninggalkan sejuta cerita. Mulai dari perjuangan Brimob dan Polisi untuk menghadapi serbuan perusuh, Kapolda yang berinisiatif sendiri untuk menenangkan massa hingga para provokator yang dibayar untuk menyusup demonstran dan membuat kekacauan yang menciptakan kondisi yang cukup mencekam untuk warga DKI Jakarta.
 Sehari setelah kerusuhan, dimana keadaan sudah cukup kondisif dan tidak ada lagi perusuh dan demonstran. Pada pagi harinya , Saya dengan nekat memutuskan untuk mengunjungi Gedung Bawaslu di jalan M.H.Thamrin yang merupakan lokasi terjadinya "pertempuran" yang cukup sengit antara Brimob dengan bantuan TNI melawan para perusuh.Â
  Untuk mencapai ke lokasi cukup sulit dikarenakan banyak akses transjakarta yang ditutup imbas dari fasilitas halte transjakarta yang dirusak oleh para perusuh. Kemudian saya turun di halte Benhil dan beralih ke kereta MRT dengan harapan bisa lebih cepat tiba di lokasi. Kereta MRT ternyata hanya beroperasi hingga Stasiun Dukuh Atas sebagai titik perhentian terakhir. Akhirnya setelah tiba di Dukuh Atas, saya harus berjalan menuju lokasi dengan jarak yang cukup jauh. Begitu tiba di depan Hotel dan Mall Grand Indonesia, jalanan ditutup oleh blokade polisi sehingga mobil tidak bisa melewati jalan tersebut. Di sepanjang jalanan kosong tersebut, banyak warga yang datang untuk mengambil spot foto dan melihat situasi yang terjadi setelah kerusuhan kemarin malamnya. Wartawan dan jurnalis juga banyak yang berdatangan ke lokasi untuk mengambil gambar dan melaporkan situasi serta kondisi terkini di pagi hari setelah malam sebelumnya yang cukup mencekam.
 Setelah berjalan dalam jarak cukup jauh, akhirnya saya tiba di lokasi gedung Bawaslu. Di tengah perihnya mata akibat sisa- sisa uap dari gas air mata, saya berhasil memotret banyak foto dari dampak dan kerusakan yang terjadi. Berikut adalah foto-foto yang berhasil saya potret :
