***
Sepertinya Arie Gumilar dan beberapa orang lain itu tidak pernah belajar dari sejarah. Padahal Soekarno dalam pidato HUT RI tanggal 17 Agustus 1966 berkata, "Jasmerah, Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!"
Ahok itu adalah sejarah, dan ia seperti "air di dulang." Menepuk air didulang pasti akan terpercik muka sendiri!
Daftar orang-orang yang memusuhi Ahok dengan menepuk air didulang di negeri ini sangat panjang. Ada M. Sanusi, mantan anggota DPRD DKI Jakarta dari Gerindra yang meringkuk di penjara. Tadinya maksud hati ingin menuduh Ahok bermain dengan pengembang dalam proyek reklamasi Jakarta. Eh tidak tahunya tertangkap basah menerima suap dari pengembang proyek reklamasi tersebut.
Ada Haji Lulung, mantan petinggi PPP, yang kemudian dipecat oleh PPP. Ada juga pasangan sehati Ahmad Dhani dan Ratna Sarumpaet yang bencinya kepada Ahok itu tidak terkira, tetapi kemudian malah tertimpa musibah binti malapetaka. Keduanya kemudian meringkuk di penjara karena menepuk air di dulang...
Nah semuanya orang-orang pembenci Ahok ini selalu menyebut kalau Ahok ini sipembuat gaduh, kasar dan tak tahu sopan santun.
Perihal sopan santun ini penulis teringat akan perkataan Ahok dulu, "Bagi saya, santun adalah jika anda tidak makan uang rakyat."
Lantas siapakah yang akan anda pilih, Pejabat yang keras tapi bersih dari korupsi dan perduli kepada nasib warganya dan negara, ataukah pejabat yang ramah, santun, murah senyum tapi membiarkan saja korupsi dan kejahatan merajalela karena lebih perduli terhadap kepentingan pribadinya sendiri...
Salam dari Poppy dan Sandra...