Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Sendu Poppy dan Sandra

2 Desember 2019   13:30 Diperbarui: 2 Desember 2019   14:56 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Demi peri keadilan, korupsi adalah kejahatan besar yang harus segera dihukum. Korupsi merajalela karena selama ini dibiarkan saja berlangsung terus menerus. Apakah kita harus bersikap sopan dengan kata-kata yang lembut ketika menghadapi para koruptor ini?

Kalau bersikap tegas saja para koruptor ini tidak takut, apalagi kalau bersikap lemah lembut.

Jadi sebenarnya sikap keras Ahok, atau siapapun juga itu terhadap segala hal yang berbau busuk ini memang wajar-wajar saja. Bukankah para pendidik juga suka bersikap keras terhadap murid-murid yang nakal? Sikap keras tersebut tentu saja dalam rangka penegakan disiplin.

Kalau di militer, penegakan disiplin malah lebih keras lagi.

Terlepas dari isu "si-pembuat gaduh," sebenarnya ada satu hal lagi yang membuat orang-orang tertentu tidak menyukai seorang Ahok, walaupun terkesan subjektif. Muka Ahok itu memang tengil, dan nggak ngenain!  

Nah kalau soal ini tentu saja jawabannya bisa beragam, dan hak setiap orang juga untuk suka atau tidak menyukai wajah seseorang itu.

Tapi kalau menolak kehadiran Ahok di Pertamina dengan alasan Ahok si pembuat gaduh, tentu saja alasannya terlalu kekanak-kanakan dan tidak masuk akal!

***

Konon Poppy dan Sandra ini dulunya adalah "pekerja malam" di Alexis. Meminjam istilah Ahok dulu, mereka ini termasuk bidadari dari kayangan yang turun ke lantai tujuh Alexis untuk menjalani ritual mandi madu.

Nah, para jejaka yang benar-benar lelaki tulen itu kemudian ngumpet, lalu mencuri baju dari bidadari yang disukainya. Nah kisah selanjutnya bisa ditanyakan saja kepada koh Ahok...

Namanya juga dunia remang-remang, penuh dinamika. Dalamnya laut bisa diduga, dalam hati siapa tahu. Rambut sama rebonding, Hati masing-masing...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun