Jika kita melihat peta, kita akan melihat bahwa negara besar seperti Amerika Serikat, China dan Kanada merupakan continental atau lebih dikenal dengan daratan. Memang ada beberapa bagian dari China seperti Taiwan yang merupakan pulau yang masih dalam kesatuan negara China.
Begitu akrab dan kuatnya prespektif continental pada benak orang, orang seringkali menganggap lautan adalah sesuatu halangan karena memisahkan daratan satu dengan yang lain. Inilah yang terjadi pada negara kepulauan seperti Indonesia, atau jika kita lihat kembali beberapa negara terkemuka yang merupakan kepulauan adalah negara Inggris atau Jepang. Negara-negara itu memiliki kekuatan tersendiri untuk mempertahankan negara.
Bagi negara kita yang punya pendapatan yang tidak sebesar dua negara kepulauan itu, menjaga negara adalah sebuah tantangan besar. Bukan saja para perompak dan pihak-pihak yang  sering mencuri kekayaan alam Indonesia, namun lebih dari itu adalah minsdset negara kepulauan di benak warga Indoensia itu harus diubah.
Laut seharusnya tidak dilihat sebagai pemisah satu daratan ke daratan lainnya, namun seharusnya dilihat sebagai bagianyang takterpisahkan dari wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Luasnya lautan juga bisa dipandang sebagai sumber daya alam yang kaya raya. Terbukti banyak sekali kapal ikan asing yang secara sembunyi-sembunyi mengambil kekayaan laut kita.
Namun keberadaan laut bisa menjadi penghalang jika kita melihat keterbatasan infrastruktur yang mungkin tidak selengkap negara kepulauan yang lain seperti Jepang. Jepang punya teknologi yang membuat laut (dan bahkan gempa) bukan jadi tantangan. Sehingga sampai sekarang sulit bagi kita, warga Indoensia yang melihat laut sebagai bagian penting dari kebangsaan kita.
Begitu juga dengan pluralism yang melekat di bangsa kita. Kita tahu bagwa kita (sekalilagi) dianugrahi  keberagaman yang sangat kompleks. Bukan saja soal keyakinan (beragama) tetapi juga etnis (adat istiadat dan lain sebagainya. Begitu juga bahasa dan warna kulit yang berbeda dari Indonesia bagian timur dan barat.
Sama seperti kita melihat laut yang seharusnya dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kebangsaan kita,  setidaknya sepuluh tahun ini kita melihat beberapa pihak melihat keragaman sebagai sesuatu yang menganggu atau mengganjal. Mereka sering meluakukan diskriminasi atas dasar mayoritas suku atau keyakinan tertentu, sehingga sering mengganggu  kebersamaan warga negara kita.
Karena itu mungkin kita perlu meluhat lagi rasa kebangsaan itu bagi kita. Sama dengan laut yang merupakan bagian (penting) dari kita, keberagaman seharusnya kita lihat sebagai bagian penting dari kita juga.
