Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Belajar

Seorang pekerja migran yang beralih profesi menjadi pendamping belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar Memaknai Hidup dari Ketegaran Gadis Pemain <i>Erhu</i>, Tao Lihua

8 Mei 2012   01:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:35 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_185933" align="aligncenter" width="400" caption="Tao Lihua "][/caption]

Tao Lihua, 17 tahun adalah seorang gadis yang sekarang ini tengah menempuh pendidikan kelas 2 di middle school salah satu sekolah di Cina. Dia adalah seorang pemusik jalanan. Sepulang sekolah dengan masih mengenakan seragam sekolahnya, Tao Lihua akan menuju Lian Hua Hill Park di Futian District Cina. Berbekal sebuah bangku kecil dan nampan untuk mengumpulkan koin. Di sana dia akan mulai memainkan erhu-nya.

Erhu adalah alat musik tradisional dari Cina yang juga biasa di sebut sebagai Chinese Violin atau Chinese two string fiddle (biola dengan 2 senar). Berbeda dengan biola yang saat memainkannya sang pemusik harus menyangganya pada bahu, untuk erhu sang pemusik harus memangkunya. Semantara tangan kiri memegang gagang atas, tangan kanan sang pemusik akan memainkan stick untuk digesekkan pada kedua senarnya. Meski hanya memiliki 2 senar saja, jangan salah alunan melodi yang dihasilkannya sangatlah indah mendayu-dayu.

Tao Lihua adalah anak tunggal dari  pasangan Tao Jiewen dan Fu Huiling. Tao Jiewen, pria berusia 36 tahun ini adalah penderita cacat fisik. Beberapa tahun yang lalu tao Jiewen kehilangan kedua lengannya karena terkena sengatan aliran listrik. Sedangkan Fu Huiling, adalah penderita schizophrenia ( kelainan otak yang kronis, parah dan membuatnya tidak berfungsi) sejak lahir. Penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit gangguan mental ini membuat Fu harus terus menerus berada di rumah sakit. Fu tercatat sebagai pasien di Shenzhen Kangning Hospital, Louhu District.

Kemiskinan akut tak membuat keluarga ini menyerah pada nasib. Sang Ayah yang meski tak punya anggota tubuh yang lengkap senantiasa memberikan semangat berjuang untuk putri semata wayangnya. Dengan bermodalkan sebuah kuas Tao Jiewen bekerja sebagai pelukis chinese calligraphy. Dengan bertumpu pada mulut, kuas itu akan menari-nari diatas kanvas.

Selain itu, Tao Jiewen juga berjualan walkie talkie radio. Dengan cara inilah dia bisa bertahan hidup. Membayar biaya rumah sakit istrinya, menyekolahkan anaknya serta kebutuhan hidup sehari-hari. Dan yang terakhir, untuk membeli erhu sekaligus membayar biaya les untuk Tao Lihua.

Tao Lihua sangat berbakat memainkan alat musik ini. Meski erhu adalah alat musik yang bisa dibilang cukup mahal (sekitar 2000 yuan) dan biaya lesnya sebesar 600 yuan perbulan, sang ayah tidak merasa keberatan sama sekali. "I'm willing to spend all I have to support my daughter in the erhu, something that she can live on."

Melihat betapa besar kasih yang ditunjukkan sang ayah untuknya, Tao Lihua juga ingin menunjukkan baktinya. Maka ketika dirasa kemampuannya memainkan erhu telah memadai, diapun terun ke jalan. Ngamen. Yah, gadis kecil ini tak mengenal kata malu atau gengsi. Yang dia tahu dia sangat mencintai ayah dan ibunya. Dia ingin berbuat sesuatu untuk bisa membantu kondisi perekonomian keluarganya. Tao mengerti betul akan kerja keras ayahnya. Tao pun ingin meringankan beban hidup yang dipikul sang ayah.

Selain bermain di Lianhua Hill Park, Tao juga tercatat sebagi performer di Huaqiangbei Commercial Area, Futian dan Dongmen Shopping Area, Luohu. Hasil mengamen dan bonus di beberapa pertunjukan ini digunakannya untuk membayar biaya sekolah dan les erhunya yang sekarang sudah mencapai grade 8.

Semua kisah perjalanan hidup Tao Lihua terangkum pada sebuah artikel di Shenzhen Daily (January 1-3, 2010) dengan judul "Little Match Girl Struggles to Live".

Nah, dari artikel inilah semua bermula. Sebenarnya saya ingin mem-postingkan kisah hidup gadis pengamen ini seminggu yang lalu. Tapi karena "hardware" saya sedang bemasalah dan mengharuskannya "rawat inap" di tempat service untuk beberapa hari, terpaksa deh cerita ini jadi tertunda jadwal tayang-nya. Hehehehe..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun